3.1

3.4K 229 38
                                    

Happy reading!💛

"Ya kalau mau diambil yaudah ambil aja. Tapi itupun kalau dia mau."

...

Malam pun tiba. Sekarang Kayla dan keluarganya sedang menikmati makan malam bersama. Kayla senang bisa merasakan hal ini setelah sekian lama keluarganya mengurusi diri mereka sendiri-sendiri.

"Oh ya Raga jadi datang ke sini kan?" tanya Arif pada Kayla.

Kayla menggelengkan kepalanya.

"Lagi ngurusin temennya dia, pah," sahut Baron.

"Kok tahu?" tanya Kayla curiga.

"Kan gue kenal sama pacar lo itu. Tadi gue juga ikutan berantem sama anak Liberty. Lo tahu kan kalo tangan gue ini butuh pemanasan setelah sekian lama gak mukul orang," tutur Baron panjang lebar.

Kayla memutar bola matanya malas.

"Kan papa udah bilang, jangan berantem lagi, Baron," ujar Arif mengingatkan.

"Ini tentang pembunuhan, pah. Baron suka mengungkap yang belum terungkap," jelas Baron.

Arif dan Alfa saling melempar pandangan. Sedangkan Kayla, cewek itu hanya bersikap biasa saja. Lagi pula itu juga bukan urusan Kayla.

Meskipun tadi Kayla sudah mau sedikit berbicara dengan Raga, tapi cewek itu masih tetap kesal pada Raga.

Tak beberapa lama bel rumah berbunyi. Alfa berjalan untuk membukakan pintu rumahnya itu.

"Gue kepo deh, Kay. Menurut lo siapa yang ngebunuh?" tanya Baron kepo.

"Tahu. Gak penting juga sih buat aku," jawab Kayla cuek.

"Loh itu kan temennya Raga. Itu artinya penting juga buat kamu," sahut Arif.

"Ayo Raga silakan duduk."

Mata Kayla terbeliak ketika mendengar nama itu disebut. Ya, Raga sekarang ada di sana. Sebelum duduk, cowok itu mencium punggung tangan Arif dengan sopan.

"Maaf, Om, Raga gak bilang dulu kalo jadi mau ke sini," katanya dengan tersenyum tipis.

"Ah, gak papa. Anggap saja ini rumah kamu juga," jawab Arif.

Rumah seperti apa yang diucapkan papa Kayla? Bahkan ini bukan tempat yang cocok untuk Raga. Itu menurut Kayla.

Raga mengangguk.

"Lo cepetan duduk gih. Gak selesai ini nanti kalo lo ngomong mulu," ujar Baron tak sabaran.

Setelah mendapat persetujuan dari papa Kayla, Raga berjalan dan berhenti di kursi sebelah Kayla yang terlihat kosong. Cowok itu duduk dengan tenang di samping Kayla.

"Hay, sayang. Gue dateng," bisiknya di samping Kayla.

Bukannya menjawab, Kayla hanya mengedikkan bahunya tak peduli. Sedangkan Arif dan Alfa malah terkekeh melihat tingkah Kayla.

"Oh ya Om, habis ini Raga mau ajakin Kayla ngobrol sebentar boleh?" tanya Raga meminta izin.

Arif mengangguk. "Bo-"

"Gak bisa! Papa minta Kak Raga ke sini tadi mau minta ditemenin main catur," sela Kayla.

"Enggak, papa lagi males main catur hari ini. Lain kali aja kalo Raga udah jadi menantu papa," sanggah Arif.

"Alamak! Udah dikasih restu sama papa," goda Baron.

Dengan cepat Kayla menyikut perut Baron hingga membuat cowok itu mengaduh pelan.

RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang