0.5

9.5K 660 67
                                    

"Lo itu perlu dijagain. karena apa? Karena lo itu bagaikan bidadari tak bersayap"

....

"Oh, jadi gitu. Jadi, lo sama Kak Bagas itu dulu udah kenal sejak kalian SMP."

Akhirnya Kayla mulai mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh Nasya. Nasya memutarkan bola matanya jengah melihat betapa lemotnya Kayla saat diajak berbicara.

"Sumpah, ya, Kay, gue nyesel banget karena udah jadiin lo temen gue," ucapnya dengan penuh kekesalan.

Gadis yang menjadi lawan bicaranya itu mengerucutkan bibirnya, semakin terlihat sangat menggemaskan. "Kok lo gitu sih, Nas. Lo itu kudu ngertiin gue, yang lemot banget, kalo diajak ngomong."

"Terserah lo deh." Nasya memutar bola matanya.

"Ih kok gitu, gue bilangin ke Kak Raga loh," rengek Kayla.

"Ngelunjak, ya lu."

Kayla menampilkan deretan giginya yang sangat rapi. "Nggak dong. Gue tuh gak pernah ingkar janji kalo sama temen."

"Awas aja kalo lo sampai keceplosan," gumam Nasya.

"Ya, kalo keceplosan berarti udah waktunya semua tahu," balas Kayla.

Nasya mulai kesal. Dia menoyor kepala Kayla yang membuat gadis itu meringis karena kesakitan.

...

Kelas XI IPS 4 saat ini sedang jam kosong. Guru mereka yang seharusnya masuk hari ini, mendadak demam. Semua murid bersyukur karena ulangan tidak akan dilakukan hari ini. Bahkan sampai ada yang menelpon gurunya dan mengucapkan banyak terima kasih.

Beberapa anak terlihat sedang memainkan ponsel mereka, ada yang juga yang sibuk berdandan di kelas dan membuat channel youtube dengan takjub "my skincare routine in class." Ada juga yang sibuk membuat boomerang dengan temannya, ada yang ghibahin temannya sendiri, dan bahkan ada yang curhat tentang kisah cintanya.

Raga dan ketiga sahabatnya malah asik bercanda. Bagas yang terlewat recehnya memiliki peran penting untuk membuat teman-temannya tetap bahagia. Ada Bayu yang menjadi pelengkap stand up comedy Bagas. Raga yang paling ramai. Yang biasanya suka joget-joget gak jelas dikala Bagas sedang tidak ada topik dan yang terakhir Haikal. Cowok kutu buku yang hanya ikut tertawa dengan yang lainnya.

"Eh, kalian tahu si Candi Pari, anak kelas sebelah gak?" tanya Bagas dengan mimik wajah cengengesan ala dirinya.

"Candi Pari siapa dah?" tanya Bayu dengan alis yang saling bertautan.

"Candy, lagi, Gas. Ada-ada aja lo, nama orang diganti," sarkas Raga dengan menoyor kepala Bagas yang membuat pria itu meringis.

"Jangan noyor kepala gue, bego. Jadi goblok nanti gue," ucapnya dengan mengusap-usap kepalanya.

"Kan lo emang bego," timpal Haikal.

Seketika wajah Bagas berubah menjadi sangat datar. Haikal itu memang pendiam, kutu buku, dan lebih sedikit dingin dibanding Raga yang sangat hangat.

Namun, jika pria itu sudah berbicara, akan sangat menyakiti hati lawan bicaranya. Bagas sudah terlalu sering mendengarkan ucapan menyakitkan dari bibir pria itu. Maka dari itu, dia sudah kebal dengan ucapnya.

"Emang kenapa sama Candy?" tanya Bayu dengan tatapan sedikit kepo.

"Kayaknya dia keturunan mbak kunti deh." Bagas dengan nada sedikit serius dari biasanya.

RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang