2.0

4.7K 272 39
                                    

“Dendam ya lo sama gue? Iya sih emang kalo cowok ganteng pasti di mana-mana banyak yang sirik.”

...

Kayla sekarang sedang berada di sebuah toko pernak-pernik bersama dengan Nasya. Mereka sedang mempersiapkan untuk minggu depan.  Dari tadi Kayla hanya diam, sedangkan Nasya sudah mulai memilih beberapa barang.

"Bantuin gue, Kay," kata Nasya.

Kayla memutar bola matanya malas. "Gue kan dah bilang, gue gak mau partisipasi bazar besok. Enakan juga beli bukan jualan."

Nasya berdecak. Cewek itu ingin sekali berpartisipasi untuk bazar besok. Tapi sialnya, Kayla malah tidak menginginkannya.

"Kayla, gue pengen banget ikutan. Jadi, lo bantuin gue yak? Buat nambah uang jajan, Kay," mohon Nasya.

Kayla menggaruk pelipisnya sebentar. "Yaudah deh gue bantuin. Tapi, gue gak bantuin lama ya. Soalnya gue itu tipe orang yang bosenan."

Nasya mengangguk cepat. Kayla sudah mau membantunya saja itu sudah lebih dari cukup.

"Jadi, apa yang mau lo beli? Biar gue bantuin." tawar Kayla.

"Enggak. Lo diem aja, biar gak kecapekan," ujar Nasya.

"Iya lo bener. Kalo sampek gue kecapekan, gak akan mau gue bantuin lo!" cerca Kayla.

"Sialan!" maki Nasya.

Setelahnya, Nasya mulai melanjutkan untuk mengambil beberapa barang yang mungkin saja dia butuhkan. Sedangkan Kayla masih termenung dan menatap gelang pemberian Raga.

"Kalian juga ada di sini?"

Kayla tersentak. Cewek itu lalu menoleh ke arah Amora. Sekarang Amora juga sedang berada di tempat itu.

"Iya, Kak. Lagi nyari barang," jawab Nasya.

Amora tersenyum lalu melangkahkan kakinya mendekat pada Kayla.

"Kalian lagi nyari barang buat apa?" tanya Amora.

"Nasya lagi mau nyari barang buat bazar minggu depan, Kak," jawab Kayla.

Amora tersenyum. Tapi ekspresi wajah Amora seperti orang yang sedang meremehkan orang lain. Kayla benar-benar tidak menyukainya.

"Oh gitu. Kalo gue sih maunya beli di mall. Kan bazar besok itu acara tahunan. Mana mungkin acara setahun sekali tapi yang gue jual barang murahan," sindir Amora.

Kayla menganga tak percaya. Dia pikir Amora orang baik. Tapi ternyata dugaannya selama ini salah. Cewek itu tak lebih dari seseorang yang suka menghina  orang lain.

Sedangkan Nasya, cewek itu hanya bisa diam dan mendengarkan semua ucapan Amora. Nasya bukanlah orang yang seperti Amora. Kaya dan bergelimang harta. Bukan bukan seperti itu.

Nasya hanya anak dari pasangan suami istri yang memiliki banyak sekali masalah. Rumahnya saja sangat sederhana. Beruntung bila dia bisa sekolah di sekolahan yang memiliki prestasi unggul seperti SMA Cempaka.

"Maaf, Kak. Apa bedanya ya barang di toko ini sama di mall? Aku pikir gak ada bedanya. Selama orang yang memakainya itu pantas," balas Kayla.

Amora tersenyum miring. "Tentu aja beda, Kayla. Di mall itu kualitasnya lebih bagus daripada di sini."

Kayla menganggukkan kepalanya mengerti, lalu berkata, "Oh gitu. Kalo gitu, kenapa sekarang Kak Amora ada di sini? Mau ngapain? Mau beli barang atau cuma mampir maju cela kita?"

Amora mengerutkan dahinya sedikit kesal. "Apa maksud kamu ngomong kayak gitu?"

"Gak ada maksud sih sebenarnya. Cuma gimana ya? Kan tadi Kak Amora bilang, kalo barang di mall sama di sini itu beda. Tapi siapa yang sadar, sekarang Kak Amora lagi ada di dalam toko yang jual barang yang kualitasnya rendahan," tutur Kayla.

RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang