1.8

4.2K 292 49
                                    

"Kenapa harus bingung? Apa sayang sama aku itu butuh banyak pertimbangan?"

...

"Kamu yakin bakalan ninggalin Kayla demi aku?" tanya gadis itu.

"Iya, Van. Aku janji bakalan ninggalin Kayla. Lagian aku juga udah gak punya perasaan apapun buat dia," kata pria yang sedang memegang tangannya.

"Tapi Kayla itu temen aku, Don. Aku gak mau kalo dia sakit hati." kata Vanya dengan menatap kedua manik Doni.

"Terus kamu mau kita ngalah demi Kayla? Kamu gak tahu kan, Van, gimana jadinya aku. Aku tuh capek dengerin ocehannya dia. Kayla tuh kayak anak kecil," Doni menjelekkan Kayla di hadapan Vanya—teman Kayla sendiri.

Vanya menundukkan kepalanya sejenak. "Yaudah, aku mau jadi pacar kamu. Tapi kamu janji ya bakalan putusin Kayla."

Doni tersenyum senang. Pria itu menganggukkan kepalanya. "Iya aku bakalan secepatnya putusin Kayla."

"Oh jadi ini yang namanya temen?"

Vanya dan Doni langsung berdiri dari tempat duduknya. Mereka melihat kehadiran Kayla secara tiba-tiba di tempat itu.

"Kayla. Lo ada di sini?" tanya Vanya.

"Kenapa kalo gue ada di sini? Takut gue ganggu acara nyatain cintanya? Iya?" tanya Kayla balik.

"Gue gak nyangka ya sama kalian berdua. Gue pikir, kalian gak akan kayak gini di belakang gue. Tapi tenyata—" Kayla menyeka air matanya yang hampir keluar.

"Lo sahabat gue, Van. Bisa-bisanya lo khianati sahabat lo sendiri. Gue udah anggap lo kayak saudara gue sendiri. Tapi ternyata lo gak lebih dari seorang pengkhianat." cerca Kayla.

"Cukup, Kay. Jangan bilang kayak gitu. Seolah-olah Vanya yang salah padahal ini murni karena sikap lo! Sikap lo yang bikin gue gak betah sama lo, Kay. Mulai sekarang kita gak ada hubungan apapun lagi. Gue sayang sama Vanya. Dan gue akan segera jadi pacarnya Vanya." ujar Doni.

Setelah mendengarkan ucapan Doni, Kayla melangkahkan kakinya keluar dari cafe itu. Dengan air mata yang tak bisa ia bendung lagi. Kayla ingin sekali mengeluarkan amarahnya. Tapi tidak, dia tidak akan melakukan itu.

...

"Jadi cowok itu tadi mantan lo?" tanya Raga.

Kayla mengangguk pelan. Sebelumnya ia sudah menceritakan semua yang terjadi di masa lalunya pada Raga. Maka, sudah selesai semua yang selama ini dia rahasiakan dari semua orang.

"Dia masih ada hubungan sama temen lo?" tanya Raga lagi.

"Katanya temen aku yang lain sih udah putus." Raga mengangguk. "Aku udah gak peduli lagi sama mereka, Kak. Semua akun media sosial mereka udah aku blok semua." lanjutnya.

"Ya iyalah, buat apa lagi coba pengkhianat." kata Raga.

Kayla tersenyum tipis. Dan sesekali melirik ke arah Raga yang saat ini berdiri tepat di sebelah Kayla.

"Lo pulang naik apa? Mau gue anterin aja?" tanya Raga.

Dengan cepat Kayla menggeleng. "Enggak usah, Kak. Nanti Kak Amora marah lagi lihat Kak Raga anterin aku pulang."

Raga tertegun sejenak. Kalau saja Raga bisa memberitahu Kayla yang sebenarnya, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Raga merasa jika dirinya benar-benar tidak berguna.

"Amora udah pulang. Tadi gue udah anterin dia pulang," ucap Raga.

"Ha? Terus Kak Raga ngapain ke sini lagi?" tanya Kayla dengan sedikit bingung.

RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang