"Lo waras?"
...
"Lo lagi berharap biar gue gak nyamperin lo ya?" tanyanya dengan alis yang Raga naik turunkan.
Gadis itu mengerutkan dahinya dan menatap cowok yang sedang ada di sampingnya itu dengan tatapan aneh. Kenapa Kayla harus bertemu dengan cowok macam kuda lumping ini setiap hari. Padahal Kayla sudah mengambil sumpah serapahnya tapi tetap saja cowok itu selalu muncul di hadapannya.
"Kenapa lo? Bingung ada cowok ganteng di samping lo?"
Kayla mengangkat sudut bibirnya tidak suka mendengar pernyataan itu keluar dari bibir pria sok tampan seantero sekolah.
"Pede banget sih jadi cowok. Lagian juga kata siapa kak Raga itu ganteng? Gak ada gantengnya sama sekali tahu nggak," ledek Kayla.
Bukannya marah. Raga malah tertawa mendengar ucapan Kayla. Semua orang juga tahu kalau Raga itu tampan bukannya sok tampan. Apa Kayla tidak bisa melihat makhluk Tuhan yang amat tampan ini?
"Lagian Kak Raga itu kayak cenayang tahu nggak. Di mana ada aku selalu aja ada sosok pengganggu kayak Kak Raga," lanjut Kayla.
Lagi-lagi pria itu tertawa. Tapi tawanya kali ini sangat manis. Bahkan Kayla sempat terpesona melihat senyuman yang tergambar di bibir pria itu. Tapi sepersekian detik Kayla membuyarkan tatapannya karena mengingat betapa jahilnya cowok itu.
"Lo waras?" tanya Raga dengan tatapan serius. Kali ini tak ada senyuman yang menghiasi wajah tampannya lagi.
"Seantero sekolah juga tahu kalo gue itu ganteng. Dan ya, yang tadi lo bilang gue cenayang? Gue bukan cenayang. Tapi gue jodoh lo. Jadi, di manapun lo berada pasti di situ ada gue," lanjutnya.
Nasya yang berdiri tak jauh dari sana hanya tersenyum melihat perdebatan antara Kayla dan Raga yang semakin memanas. Sepertinya memang tiada hari tanpa pertengkaran yang menghiasi hari-hari mereka.
"Pepet terus, Ga!!" teriak Bayu yang berada di pojok kantin bersama dengan Haikal dan Bagas.
Raga hanya melirik sebentar ke arah Bayu kemudian fokusnya hanya tertuju pada Kayla. Tatapan keduanya saling bertemu.
"Oke gini aja. Lo tadi bilang ke gue kalo gue itu sok ganteng, kan?"
Kayla mengangguk dengan cepat saat mendengarnya. "Iya. Karena emang kak Raga itu sok ganteng."
Raga tersenyum dengan menganggukkan kepalanya meremehkan ucapan Kayla tadi.
"Kalo gitu gue mau lo jadi pacar gue selama dua bulan. Kalo lo masih anggap gue sok ganteng dan biasa-biasa aja, itu artinya gue kalah dan gue bakalan ngejauhin lo sejauh-jauhnya," tantang Raga.
Kayla menaikkan satu alisnya ke atas. Bukankah itu penawaran yang cukup bagus? Tapi bagaimana jika dalam dua bulan itu Kayla malah jatuh cinta pada pesona Raga? Itu yang menjadi masalahnya.
"Kalau lo sampai jatuh cinta sama gue, lo harus jadi pacar gue yang sesungguhnya. Gimana setuju?" lanjutnya dengan menengadahkan tangan kanannya di depan Kayla.
"Kalau aku sampai suka sama kak Raga itu artinya mustahil. Karena aku gak akan suka sama kak Raga. Tapi, ya, kalau itu terjadi aku sendiri yang bakalan ungkapin isi hati aku ke kak Raga. Jadi aku setuju," putus Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raga
Teen Fiction(OPEN PRE ORDER) ⚠️ RAGA MASIH BISA DIPESAN DI RDIAMOND PUBLISHER "Gue udah pernah bilangkan sama lo. Gue egois kalo sama orang yang gue sayang. Apapun yang udah gue genggam gak kan gue lepas buat orang lain," kata Raga. ... Raga Satya Pandega. Ket...