3.4

3K 208 46
                                    

Happy reading!💛

"Gue benci sama orang yang udah nyakitin sahabat gue."

...

"Gue bener-bener gak nyangka si Reynald bisa berkhianat banget sama Raga," ucap Bayu.

Sekarang Bayu dan yang lainnya sedang berada di dalam kelas. Hari ini Raga tidak masuk sekolah karena sedang membantu Baron dan orang tua Kayla mencari cewek itu.

Sedangkan Raga menyuruh teman-temannya yang lainnya untuk sekolah. Bagi Raga, tidak apa-apa jika dia bodoh, tapi jangan sampai teman-temannya ikut bodoh juga.

"Padahal Raga salah apa coba sama dia. Raga udah nerima dia dengan tangan terbuka tapi dia malah nusuk Raga dari belakang," tambah Bagas.

"Gue gak ngerti deh sama jalan pikiran temen kalian itu. Padahal gue ngelakuin apa coba? Sampai-sampai dia ngefitnah gue," balas Abi.

"Semua yang terjadi belakangan ini emang gak adil buat kita semua. Cuma karena keegoisan satu orang, semua bisa jadi terpecah belah," timpal Haikal.

Bayu beralih melihat ke arah Haikal. "Tumben lo nimpal, Kal. Biasanya aja sok bijak banget."

"Karena Reynald udah nyakitin sahabat-sahabat gue. Gue benci sama orang yang udah nyakitin sahabat gue, terutama Raga," jawab Haikal.

Bayu mengangguk. Dia setuju dengan yang diucapkan Haikal. Bayu juga sangat membencinya. Mungkin Bagas dan juga Abi akan melakukan seperti itu juga.

"Bertanding buat dapetin perhatian Kayla pake cara busuk. Mana mungkin Kayla mau," sindir Abi.

Abi sengaja mengatakannya saat melihat Reynald baru saja masuk. Cowok itu terlihat biasa saja. Padahal di tangannya Reynald, sahabatnya sendiri mati.

"Kayla mah malah gak akan pernah mau sama dia. Udah ngeleyapin Arnold, eh sekarang malah khianatin Raga," sanggah Bayu.

Cowok itu tahu yang dimaksud Abi sekarang. Sedangkan Reynald, hanya menatap teman-temannya layaknya sedang menatap musuh.

"Gak nyangka banget gue. Gak tahan gue di sini lama-lama. Satu kelas sama pembunuh," ujar Bagas dengan langsung menaruh kepalanya di atas meja.

Reynald melirik ke arah lain. Beberapa orang yang ada di dalam kelas itu melihat ke arahnya dan juga ke arah Bagas.

Seperti ingin mengetahui siapa orang yang sudah begitu tega menghilangkan nyawa Arnold. Padahal di kelas itu Arnold terkenal sangat baik dan ramah.

"Biasa mainnya dia kan Among us. Sering jadi impostor, makanya dia bisa bunuh siapa aja," tandas Abi.

Bayu tertawa mendengar ucapan Abi. "Sekalian latihan kalo main Among us."

"Bukan lagi, Bang. Serakah banget tuh impostor. Udah bunuh temen sendiri, eh sekarang mau bunuh temennya yang udah baik banget sama dia," sindir Abi.

Reynald hanya bisa diam. Rahangnya mulai mengeras. mungkin dia sudah tersulut emosi karena ucapan Abi barusan.

"Udahlah, ngapain sih lo pada nyindir dia? Gak akan ngaruh juga kali," tutur Bagas.

"Sadar sih kalo gak ngaruh. Setidaknya dia sadar sama apa yang dia lakuin," jawab Abi.

"Orang egois kayak dia, gak akan pernah nyadar sama kesalahannya," tambah Haikal.

Bayu dan Abi saling melempar pandangan. Bangga sekali mereka melihat Haikal sekarang sudah bisa menjawab ucapan pedas mereka.

"Gue bangga banget sama lo, Kal. Bener-bener sangat bangga," puji Bayu.

RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang