"Meskipun lo cuma anggap gue sebagai pacar bohongan, gue itu sayang banget sama lo. Lo gak tahu kan gimana perasaan gue."
...
Pagi ini Kayla bangun lebih awal dari biasanya. Dia sampai di sekolah lebih pagi karena Kayla harus mengerjakan piket. Sebenarnya Kayla malas jika berangkat pagi di hari senin. Tapi apa boleh buat, jika Kayla terlambat dia tidak boleh masuk ke sekolah.
"Baru sampai?"
Kayla menoleh ke arah sumber suara itu.
"Astaga. Kenapa sih Kak Raga itu selalu ada di manapun aku berada. Kak Raga mata-matain aku ya?!" tuduh Kayla.
"Yakali gue mata-matain lo. Eh denger ya, jodoh itu gak akan ke mana. Buktinya sekarang kita lagi berdua," jawab Raga.
Kayla menggeleng pelan selepas itu dia melanjutkan jalannya menuju ke kelas.
"Kay, tunggu," kata Raga dengan menyamai langkah Kayla.
"Kak Raga mending ke kelas langsung deh," titah Kayla.
"Jam segini belum ada temen gue yang datang," ucapnya dengan melirik ke arah jam tangan.
"Lagian Kak Raga ngapain berangkat jam segini?" tanya Kayla tanpa menghentikan langkahnya.
"Yakan gue mau ketemu sama lo."
Kayla menghentikan langkahnya. Gadis itu melirik Raga yang saat ini sedang cengengesan.
"Terserah," katanya yang langsung meninggalkan Raga di tempat.
Raga menyusul Kayla yang masih belum jauh.
"Langkah lo pendek, Kay. Jangan sok-sokan ninggalin gue. Karena itu percuma," ledek Raga.
Saat ini Kayla dan Raga sudah berada di dalam kelas gadis itu. Kayla menaruh tasnya di atas bangku kemudian langsung mengambil sapu.
"Lo piket hari ini?" tanya Raga.
Kayla tak memperdulikan Raga.
"Mau gue bantuin?" lanjut Raga.
"Nggak," jawab Raga.
"Yaudah," singkat Kayla.
Raga duduk di salah satu bangku. Lalu kemudian pria itu membenamkan wajahnya. Matanya tertutup terlihat sekali jika Raga sedang kelelahan.
Kayla yang merasakan keadaan senyap. Pelan-pelan gadis itu menoleh ke arah Raga. Kemudian dia mendekati pria itu. Kepalanya sedikit menunduk melihat setiap jengkal wajah Raga.
Pria itu terlihat begitu tenang saat tidur. Bahkan sampai membuat Kayla tak sadar jika pria itu memiliki sifat yang sangat menyebalkan.
Kak Raga pasti kelelahan banget. Kenapa juga sih dia bangun pagi-pagi. Batin Kayla.
Raga membuka matanya pelan. "Ngapain?"
Kayla menjauhkan wajahnya dari Raga.
"Enggak," jawab singkat Kayla.
"Belum pernah ya lo liat cowok ganteng lagi tidur?" Raga masih menaruh kapalnya di atas kepala.
"Buta kali aku kalo ngira Kak Raga ganteng," tutur Kayla.
Raga tersenyum sedikit. "Kenapa sih lo gak pernah mau ngakuin, Kay?"
"Ngakuin apa?" Kayla sedikit bingung.
"Ngakuin hubungan kita ke semua orang," jawab Raga.
Kayla tersentak. Suasana kelas itu menjadi sedikit canggung setelah Raga mengucapkan kata-kata itu. Bibir Kayla terkunci dia masih belum bisa menjawab pertanyaan Raga karena sejujurnya Kayla juga masih tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raga
Teen Fiction(OPEN PRE ORDER) ⚠️ RAGA MASIH BISA DIPESAN DI RDIAMOND PUBLISHER "Gue udah pernah bilangkan sama lo. Gue egois kalo sama orang yang gue sayang. Apapun yang udah gue genggam gak kan gue lepas buat orang lain," kata Raga. ... Raga Satya Pandega. Ket...