Happy reading!💛
"Sesuatu yang sudah pergi, tak akan pernah kembali lagi. Yang ada hanya penyesalan diakhir."
...
Keesokan paginya Raga dan Galang pergi ke makam Nabila. Karena hari ini adalah hari minggu, Raga mau menemani Galang untuk ke tempat itu. Raga juga tahu jika bukan hanya dia yang merindukan sosok Nabila, tapi Galang juga merindukan Nabila.
Kini sampai lah mereka di depan batu nisan yang bertuliskan nama 'Adista Nabila Stephanie' Ya, itu adalah nama lengkap Nabila. Raga dan Galang mengenal gadis itu dengan nama Nabila. Berbeda dengan Kayla yang mengenalnya dengan nama Dista.
Karena memang Nabila itu adalah kakak kandung Kayla yang biasa cewek itu panggil dengan nama Dista. Galang juga tahu jika Kayla adalah adik dari Dista, tapi dia tidak mau memberi tahu Raga tentang hal itu.
1 bulan sebelum Dista meninggal, Galang pernah melihat foto Kayla ada di dalam hape Dista. Dan Dista menjelaskan bahwa Kayla adalah adik kandungnya.
Galang menaruh beberapa ikat bunga di atas batu nisan Dista.
"Gue sama Raga dateng ke sini. Katanya, Raga lagi kangen sama lo," ucap Galang berbohong.
"Lo kali yang kangen," balas Raga.
Galang melirik Raga sebentar. "Lo udah lupa sama Nabila? Karena Kayla?"
Raga menghela napasnya sebentar. Lalu cowok itu ikut berjongkok di sebelah Galang.
"Gue gak pernah lupain teman baik gue. Lo gak tahu yang sebenarnya terjadi, Lang. Sejak hari itu, gue masih aja terus mikir siapa yang udah tega ngehabisin Nabila. Sampai-sampai dia ngelecehin Nabila," ungkap Raga.
Galang tertegun. Seperti ada rasa bersalah dalam dirinya karena tidak bisa menjaga Dista dengan baik. Galang pun sama hancurnya seperti Raga.
"Kalo sampai gue dapetin orang itu, gue bakalan bikin dia gak bisa bernapas lagi," lanjut Raga.
Galang menelan ludahnya dengan susah payah. Entah kenapa Galang sedikit merasa tidak aman.
"Gue yakin seratus persen kalo tuh orang psikopat. Salah apa coba Nabila sama dia? Gue benci sama orang yang udah bikin sahabat gue mati," tambah Raga.
"Sesayang itu lo sama Nabila?" tanya Galang tiba-tiba.
"Pasti Nabila juga sayang banget sama lo," lanjut Galang.
Raga tak menjawab. Sebenarnya dia tahu jawaban atas semua pertanyaan Galang. Tapi tidak, Raga tidak bisa mengatakannya sekarang. Dia sudah terlanjur terikat janji dengan Nabila.
Raga berdiri. Galang mendongak melihat Raga yang terlihat akan pergi dari sana.
"Lo mau ke mana?" tanya Galang.
"Ya ketemu sama Kayla lah. Gue udah ada janji sama dia, jadi gue harus tepatin," jawab Raga.
"Gue ikut!" pinta Galang.
Ekspresi wajah Raga mendadak berubah menjadi datar.
"Lo mau apa? Mau cari kesempatan buat deketin Kayla? Gak ya gue gak akan izinin lo buat deket-deket sama Kayla," tutur Raga.
Setelah mengatakannya, Raga beranjak dari tempat itu. Sedangkan Galang, cowok itu kembali melihat batu nisan. Mengingat kembali bagaimana kejadian yang sampai sekarang menjadi penyesalan terbesar Galang.
"Maaf, Bil. Gue sayang banget sama lo. Gue gak mau lo deket-deket sama Raga. Tapi lo gak pernah dengerin gue," ucap Galang.
"Kalo lo gak mau terima ucapan maaf dari gue, lo bisa tungguin gue di sana. Gue bakalan jagain lo sama seperti dulu lagi," lanjut Galang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raga
Teen Fiction(OPEN PRE ORDER) ⚠️ RAGA MASIH BISA DIPESAN DI RDIAMOND PUBLISHER "Gue udah pernah bilangkan sama lo. Gue egois kalo sama orang yang gue sayang. Apapun yang udah gue genggam gak kan gue lepas buat orang lain," kata Raga. ... Raga Satya Pandega. Ket...