"Ya cemburulah pakai tanya lagi. Lo jalan sama Ervan yang belum gue kenal aja gua cemburu apalagi sama Bayu teman gue sendiri."
...
Setumpuk buku berada di tangan Kayla. Gadis itu berjalan sempoyongan karena akibat keberatan dari buku itu. Buku-buku itu akan Kayla kumpulkan pada Bu Mia selaku guru sosiologi di kelasnya.
Bruk..
Buku-buku itu jatuh berserakan di atas lantai. Kayla membereskan buku itu. Tak beberapa lama ada tangan yang ikut membantunya memunguti beberapa buku lagi.
"Makasih ya," ucap Kayla dengan mendongakkan kepalanya.
Pria dengan hidung mancung, rahang tegas itu tersenyum pada Kayla.
"Kayaknya baru kali ini deh gue ngelihat lo di sini," ujar Kayla.
Pria itu tersenyum simpul. "Iya, gue anak baru di sini. Oh ya, dari tadi gue nyari ruang guru tapi gak nemu. Mungkin lo bisa bantu?"
Kayla mengangguk. "Tentu. Kebetulan gue juga mau ke ruang guru."
"Oh ya nama gue Abimanyu. Lo bisa manggil gue Abi," ucap Abi dengan menyodorkan tangannya.
"Gue Kayla," jawabnya.
Setelah berkenalan, mereka mulai melanjutkan langkah mereka menuju ruang guru. Setelah menunjukkan ruang itu pada Abi, Kayla kembali ke dalam kelasnya.
"Jawab pertanyaan gue. Dari mana aja lo?" tanya Nasya sedikit kepo.
"Apaan sih lo, Nas?"
Nasya menyipitkan matanya. "Lo abis ketemuan ya sama Kak Raga."
"Buset, mulut lo anjir. Mana ada gue ketemuan sama Kak Raga. Lagian juga sekarang dia lagi pelajaran atau nggak bolos pelajaran," jawab Kayla.
"Kalo nggak ketemuan sama Kak Raga terus ngapain lo nyolot?"
"Mulut lo pengen gue timpuk apa Nas?" tanyanya.
Tak beberapa lama Bu Mia yang juga merupakan wali kelas X IPS 2 masuk ke dalam kelas bersama dengan seorang pria berpawakan tinggi. Beberapa anak langsung berlari ke tempat duduknya.
"Pagi, anak-anak."
"Wah siapa tuh, Bu?" tanya Caca-cewek paling populer sekelas X IPS 2.
"Mangsa baru kayaknya, Ca." ucap salah satu murid laki-laki.
"Taruhan berapa kalo gue bisa dapetin tuh cowok?" tanya Caca.
Caca-salah satu cewek paling populer dari kelas X IPS 2. Terkenal playgirl sekaligus badgirl.
"Diam semuanya!" perintah Bu Mia.
"Hari ini kita kedatangan teman baru. Abi, bisa kenalan diri kamu sendiri?" lanjut Bu Mia.
Pria itu mengangguk. Matanya tertuju pada Kayla yang sekarang masih menulis beberapa rumus sulit di atas kertas putih.
"Gue Abi." Kayla menoleh ke arah depan setelah mendengar nama itu. "Gue pindahan dari sekolah SMA Panca."
Beberapa anak berbisik lirih. Mereka tahu jika sekolah itu adalah musuh bebuyutan SMA Cempaka.
"Kay, itu kan musuh bebuyutan sekolah kita. Tempat anak Liberty punya wewenang tinggi," lirih Nasya.
Kayla hanya diam.
"Gue peringatin lo, Kay. Jangan bikin Kak Raga marah sama lo. Mending lo jangan deket-deket sama dia," lanjut Nasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raga
Teen Fiction(OPEN PRE ORDER) ⚠️ RAGA MASIH BISA DIPESAN DI RDIAMOND PUBLISHER "Gue udah pernah bilangkan sama lo. Gue egois kalo sama orang yang gue sayang. Apapun yang udah gue genggam gak kan gue lepas buat orang lain," kata Raga. ... Raga Satya Pandega. Ket...