0.6

8.4K 554 36
                                    

"Lo cewek yang gak akan termakan sama rayuan cowok playboy kayak gue."

...

Tak butuh waktu lama, setelah Kayla melewati gerbang sekolahnya. Raga langsung berlari dengan cepat ke arah parkiran. Dia menaiki motornya dengan sangat gagah. Bahkan para siswi yang ada di tempat itu sempat terpesona melihat ketampanan Raga saat itu juga.

Di sisi lain Kayla berjalan dengan pelan di atas trotoar. Gadis itu mendunukkan kepalanya menatap tali sepatunya yang hampir saja ingin terlepas. Bodohnya, Kayla hanya melihatnya tanpa mau membenarkan tali sepatunya itu.

"Mau dibenerin gak talinya?"

Kayla mendongakkan kepala dan menoleh ke arah sumber suara. Lihat siapa yang datang. Saat Kayla ingin ada seseorang yang menemuinya, Raga ada di sana. Saat Kayla ingin menceritakan apapun yang ingin dia ceritakan, Raga selalu bersedia mendengarnya.

Namun, Kayla selalu menganggap jika Raga itu adalah pengganggu untuk hari-harinya. Tetapi Raga tidak pernah mengganggu orang lain jika dia tidak memiliki maksud dan tujuan. Raga hanya ingin menjaga Kayla saja tidak lebih. Karena baginya, Kayla itu bagaikan dunia Kedua untuknya.

"Kak Raga ngapain ngikutin aku?"

Cowok yang saat ini menuntun motornya untuk menyamai langkah gadis itu hanya tersenyum tipis.

"Gue gak bisa ngeliat cewek jalan sendiri. Apalagi cewek cantik kayak lo," kata Raga.

Raut wajah Kayla menjadi sangat kesal. Entah mengapa dan entah apa. Kayla selalu kesal jika Raga sudah mulai menggombalinya. Perlu diingat, Kayla itu bukan sosok orang yang mudah termakan dengan rayuan kebanyakan pria di luar sana.

"Kak Raga tuh bisa gak sih sekali aja gak usah keluarin gombalan basi kakak itu?" tanya Kayla kesal.

Raga mengangguk tanpa sepengetahuan gadis yang sedang berjalan di sampingnya itu. Baru kali ini Raga menemukan sosok perempuan yang tidak termakan oleh rayuannya sama sekali.

"Baru pertama kali ada cewek cantik kayak lo gak kemakan sama rayuan gue sama sekali," jawab Raga.

Kayla memutar bola matanya. Sekali lagi Kayla sangat kesal jika menyebut bahwa dirinya cantik. Karena menurutnya dia itu tidak secantik itu. Dan bahkan menurutnya Bintang anak jurusan IPA lebih cantik darinya.

"Kak Raga, aku bisa gak minta sesuatu sama Kak Raga," ucap Kayla.

"Apa?" tanya Kayla.

Kayla menoleh ke arahnya. "Kalau Kak Raga deketin aku cuma gara-gara menurut Kak Raga aku cantik mending Kak Raga jauh-jauh dari aku. Aku gak mau sama cowok yang hanya ngelihat fisik. Karena itu gak akan berlangsung lama. Karena di luar sana akan ada yang jauh lebih cantik dari aku."

Raga tersenyum kecil. "Gue pernah bilang ke lo kan? Gue deketin lo bukan karena kecantikan yang mereka puji buat lo. Gue cuma pengen ngejagain lo."

Kayla melanjutkan langkahnya dengan diikuti Raga yang ada di samping dengan menuntun motor miliknya.

"Lo gak cantik, Kay. Lo cewek yang gak akan termakan sama rayuan cowok playboy kayak gue," tutur Raga.

Kayla hanya diam. Dia lebih fokus pada jalannya dibandingkan cowok yang sekarang ada di sampingnya. Kayla masih mencoba untuk tidak menganggap kehadiran Raga sekarang.

"Kay, mau ikut gue nggak?" tanya Raga.

Kayla melirik cowok itu sekilas. "Ke mana?"

"Ngopi. Temen-temen gue tadi ngajakin gue ke sana. Tetapi kan sekarang gue lagi ngikutin lo," jawab Raga.

RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang