Bab Lima - Rania's Wedding

27.3K 3.2K 69
                                    

Kami sampai di hotel tempat diadakan resepsi pernikahan sepupu Yodha ketika acara belum dimulai, jadi Yodha sempat mengajakku sightseeing ke hotel bintang empat milik keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami sampai di hotel tempat diadakan resepsi pernikahan sepupu Yodha ketika acara belum dimulai, jadi Yodha sempat mengajakku sightseeing ke hotel bintang empat milik keluarganya.

Well, aku udah pernah bilang belum kalo dia sebenernya anak sultan? Aku kaget banget pas pertama kali ke rumahnya saat kami masih kuliah dulu. Rumah dengan model joglo. Besar, klasik dan mewah dengan kolam renang di samping rumah.

Ya siapa yang nggak kaget kalo melihat keseharian Yodha yang sederhana. Motornya hanya motor matic biasa saat di kampus dulu. Pernah sih sekali waktu dia bawa mobil, katanya pas mau pulang ke Jogja, nggak dapet tiket kereta. Dia memang lebih suka naik kereta untuk bertransportasi Jogja-Solo. Pelanggan setia Prameks saat itu.

Apalagi dari penampilannya. Layaknya anak kuliahan biasa. Nggak ada barang bermerk wah yang menempel di tubuhnya. Emm, mungkin kecuali parfumnya. Sejak dulu parfum yang digunakan Yodha tidak pernah berubah. Semoga selamanya dia nggak ganti parfum soalnya aku addict banget sama aromanya.

Dekor acara pernikahan sepupunya membuatku jatuh cinta. Bernuansa jawa kental tapi elegan. Alih-alih mengambil lokasi di ballroom tapi justru memanfaatan area outdoor hotel yang cukup luas. Aroma melati dan daun pandan terhidu dengan diiringi langgam jawa lamat-lamat.

Yodha menggenggam tanganku dengan nyaman. Genggaman tangannya selalu terasa pas.

"Mau kufotoin?" tanyanya melihatku yang kagum dan beberapa kali menjepret dekorasi dengan ponselku, "Kerjaan bunda nih. Bunda kayaknya lebih semangat dari Tante Citra nyiapin nikahannya Rania."

Aku mengangguk bersemangat kemudian langsung bergaya candid ala-ala.

"Wah, this is another love birds," seru seorang cowok mendekat kami. Kama, salah satu adik kembar Yodha. Rasanya dia jadi lebih tinggi dari terakhir aku bertemu dengannya.

Kama langsung mencium tangan Yodha dan menyalamiku.

"Mamas kapan dateng?" tanya Kama, "Sini kufotoin berdua."

Yodha merangkul bahuku dan kami berdua tersenyum lebar ke arah kamera. Foto itu sangat cantik hasilnya. Kami berdua tampak bahagia dan bersinar. Well, aku memang bahagia dan senang bisa disini menemani Yodha.

"Mbak Karin apa kabar?" tanya Kama sopan.

"Baik. Kamu pulang ini? Sama Kay?"

Sepanjang yang kutahu, kedua adik kembar Yodha sedang kuliah di Singapore.

"Yaiya mbak. Dek Rania nikah, masak aku nggak pulang. Nanti digantung hidup-hidup sama Raka," jelas Kama. Aku berasumsi Raka adalah adiknya Mbak Rania.

Kama tampak tampan dengan beskap warna merah maroon. Sekarang dia bahkan lebih tinggi dan tegap dari Yodha. Walaupun dimataku tetap nggak ada yang seganteng Yodha. Dasar aku.

"Siapa nih dek?" sapa seorang pria yang tampak berusia mendekati tiga puluhan, "Katanya di tivi jomlo."

Kama langsung terbahak, "Mas Dewa. Telak banget. Aku aja nggak berani nanya ke mamas. Soalnya setauku dari dulu pacaran sama mbak Karin."

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang