Bab Dua Puluh Tiga - High Hopes

20.3K 2.4K 73
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading..💓💓

Keesokan paginya, aku udah sampe RS sebelum shiftku mulai. Sengaja. Pemanasan. Haha. Aku menggantikan dokter Citra, yang langsung memanggilku untuk segera hand over tugas.

Beberapa perawat menyapaku, "Dokter Karin ceria banget habis cuti. Dok, yang di instagram kemarin calonnya ya?"

Aku tersenyum, "Aura habis cuti keliatan ya sus?"

"Dok, pacarnya kayak familiar gitu loh wajahnya.." tanya seorang perawat, mbak Leni yang sering membantuku saat praktek.

"Kali mbak Leni liatnya pas pacarnya dokter Karin jemput di rumah sakit," timpal perawat lain, mbak Rani.

"Bisa jadi gitu ya Ran," jawab mbak Leni ragu.

Aku hanya tersenyum tidak menanggapi komentar mereka, "Ini pasien baru mbak?" aku bertanya memegang medical record yang tadi sempat disodorkan dokter Citra.

"Iya dok. Baru sekali ini periksa. Demam sudah empat puluh delapan jam, naik turun. Suhu sekarang 38,8. Tensi 110/80. Pasien lemas nggak mau makan," mbak Leni menjelaskan.

Aku mencatat dan bertanya lagi, "Keluhan lain? Ada batuk pilek?"

"Batuk dok. Berdahak."

Aku mulai memeriksa pasien dan menanyakan keluhannya lagi. Dobel cek dengan yang sudah di sampaikan perawat. Memastikan membuatku merasa lebih nyaman ketika mendiagnosis dan menuliskan resep.

"Saya kasih pengantar lab ya mas. Kalo dalam waktu dua puluh empat jam ke depan belum turun demamnya, bisa langsung ke lab," aku menjelaskan.

Pasien yang kayaknya masih mahasiswa ni, mengangguk, "Ada pantangan dulu nggak dok?"

"Jangan gorengan dulu ya. Jangan merokok dulu juga."

Pasienku langsung berdecak, "Susah dok."

Aku tersenyum menyemangati, "Pelan-pelan aja mas. Selama masih batuk parah gini dulu aja. Biar cepet sehat."

Dia mengangguk nggak yakin, "Ya dok, semoga bisa."

"Cepat sembuh dan banyak istirahat ya," aku berkata sambil tersenyum kemudian menyodorkan resep dan berkas kepada mbak Leni untuk melanjutkan prosesnya.

Aku menyukai kesibukan di pagi hari. Membuat hidupku hidup. Menghidupi hari-hariku. Aku melihat Anya sedang memeriksa beberapa berkas pasien. Aku melambai dari tempatku berdiri.

Aku kembali sibuk dengan pasien lagi. Kali ini balita diare. Banyak penyebab diare pada anak. Terutama pada diare anak dibawah umur tiga tahun, biasanya disebabkan oleh rotavirus. Karena mereka sering memasukkan benda-benda asing ke dalam mulut. Entah tangannya atau mainannya. Yang sering diwaspadai dari diare adalah dehidrasi karena kehilangan cairan. Kalo kurang aware dengan dehidrasi, akibatnya bisa fatal. Melihat anak ini sudah dehidrasi sedang, aku merujuk untuk rawat inap. Dengan bantuan infus, cairan yang terbuang dari tubuhnya bisa tergantikan dengan cepat.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang