Bab Empat Belas - His Life

23K 2.8K 82
                                    

"Sayang, siap-siap ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang, siap-siap ya. Sejam lagi bang Ando dateng jemput," kata Yodha membaca chat di ponselnya.

Mas Rendy udah berangkat habis sarapan dan mandi. Aku masih kangen sama dia. Dia janji mau nemenin nonton dan nyusul ke venue sepulang kantor.

"Bang Ando siapa sih?" tanyaku menuju kamar. Mau mandi dan bersiap-siap.

"Stage managernya Rendervouz. Ntar kukenalin," jawab Yodha.

Aku menggumam iya dan segera mandi di kamar mandi di dalam kamar. Enaknya berendam di bathup. Kamar mandi Yodha adalah salah satu spot favoritku di apartemen Yodha.

Perhitungan kasarku, kalo aku segera memilih baju, aku bisa berendam 15 menit. Aku langsung menyesal nggak beli bath bomb karena Yodha udah pasti nggak punya. Pas aku semalem aku iseng nanya, dia mengernyitkan kening, bath bomb tuh apaan sih? Pas kujelasin, dia cuman manggut-manggut dan berkomentar absurd, kayak redoxon tapi dipake mandi gitu berarti. Huhuhu.

Tapi tanpa bath bomb juga udah enak. Pake shower gel aja udah nyaman banget. Aku bersenandung gembira.

Aku turun dari kamar dan melihat seorang pria, kira-kira berusia sekitar 30 tahun duduk santai dan merokok di ruang tamu apartemen.

Tebakanku ini pasti stage manager yang di ceritakan Yodha tadi. Sebelum aku sempat bertanya, dia yang menengok dan langsung menyapaku. Raut wajahnya ramah, dengan alis tebal dan kulit yang bersih. Ganteng.

"Hai, pasti ini Karin yang sering di ceritain anak-anak ya," katanya mengulurkan tangannya, "Glad finally to meet you. Gue Ando, stage managernya Rendervouz."

Aku tersenyum dan menyambut uluran tangannya, "Karin."

"Nggak nyangka gue, cantik banget gini lo ternyata, Val nggak boong brarti," puji Ando spontan.

Aku geli, ini kenapa mendadak semua laki-laki di sekelilingku jago gombal.

"Bang, gila aja lo godain cewek gue, yang lain aja, she's taken.." kata Yodha merangkulku. Wanginya khas Yodha, aroma maskulin tapi hangat. Aku udah pernah bilang kan kalo aku kecanduan aroma parfum Yodha? Mungkin aku harus mempertimbangkan untuk meminta parfumnya dan meminta dia beli lagi. Buat obat kangen kalo aku pulang ke Jogja.

"Buktiin donk kalo dia udah taken," cengir bang Ando, "Lo kan koar-koar di luaran kalo masih jomblo."

Yodha merengut, "Ya kan gue nggak suka bang kalo netizen budiman itu tau urusan pribadi gue. Ah elah bang. Ntar kalo ada masalah, media lagi yang ikut campur. Males banget gue. Maunya ya cuma gue sama Karina aja. Lagian ngapain sih lo godain Karina, cewek yang mau sama lo di luaran sana bejibun."

Bang Ando ngakak, "Gue cuma bilang cantik, sensi bener sih lo ah. Nggak seru."

Bang Ando kemudian mengambil buku agenda dari dalam tasnya, dan mulai meminta Yodha untuk memperhatikan petunjuk dan checklistnya. Yodha manggut-manggut tanda mengerti dan mencatat di ponselnya. Aku yang mendengarkan langsung mikir, pantes Rendervouz butuh manager-manager kayak mereka ini. Aku membayangkan Yodha atau personil Rendervouz yang lain harus mikirin printilan ginian, bisa dijamin kepala mereka meledak sebelum naik panggung.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang