Happy Reading..💕💕
Aku melirik ponselku, sama sekali nggak ada notifikasi pesan masuk dari Yodha seharian ini. Aku menghela napas dan memilih mengalah mengirim pesan duluan.
Tak kusangka mempertahankan Long Distance RelationShit ini lebih susah dari ujian sertifikasi dokter. Nggak boleh baper-baper. Kurangi mengeluh. Bisa dihitung pake jari berapa kali aku sama Yodha mengobrol dengan normal di telpon. Sisanya jangan harap. Bisa video call itu semacam anugrah karena mungkin aku melakukan kebaikan sehingga ada bonus keberuntungan luar biasa. Tapi gimana lagi. Resiko dan konsekuensi.
To : My Americano
Aku udah di rumahmu. Dijemput Kama di stasiun Purwosari tadi. Aku nebeng bobok di kamar Kaylila, takut mau bobok di kamar tamu. Istirahat cukup sayangku, take care di Palembang. Ugh, kirim pempek dong dari sana.Aku tau chatku nggak akan berbalas lagi, jadi aku memasukkan hp dalam clutch bag coklatku, sekali lagi berkaca, merapikan lipatan kerah dress dan turun ke bawah. Aku memakai maxi dress lengan panjang dengan model semi vintage dengan panjang diatas mata kaki. Cukup sopan di depan keluarga Yodha.
Aku langsung menuju dapur dan membantu di sana. Bunda dan Kaylila mengobrol dengan seorang wanita yang berhijab, dan memanggilku bergabung. Setelah aku lihat lebih dekat, mereka bukan menyiapkan makanan, justru lagi asik ngemil cheese sponge cake dan mengajakku bergabung. Tentu saja aku mau. Lebay nggak sih kalo kubilang ini sponge cake paling enak yang pernah kumakan? Kejunya itu dipotong dadu dan cake nya beneran lembut.
"Karin, ini tante Tika, temen bunda arisan, ibunya Bara. Ini calonnya Yodha jeng," kata bundanya Yodha. Aku memperkenalkan diri dan tersenyum sopan.
Kaylila spontn memutar bola matanya keatas, membuatku bertanya-tanya.
"Ayu jeng calonnya Yodha. Tak pikir yang di TV itu lho calonnya," kata tante Tika tersenyum, "Ini lebih kalem anaknya."
Bundanya Yodha menggeleng, "Bukan. Itu cuma gosip jeng. Ini pacarnya Yodha dari jaman mereka masih kuliah. Sekarang kerja di RS di Jogja."
Aku tidak menjawab, hanya tersenyum sopan ketika bundanya Yodha memperkenalkan aku. Gimana, aku nggak jago basa basi. Basa basi dan ramah tamah, itu spesialisasinya Yodha.
"Karin, ini eyang putrinya Yodha. Ibu dari ayahnya Yodha. Ayo salim dulu," kata bundanya Yodha ketika Kama mendorong kursi roda masuk ke ruang tengah yang super luas ini.
Aku menyalami eyangnya Yodha. Eyangnya Yodha menatapku, dengan senyuman ramah dan wajah sepuh yang bersahaja, "Ini calonnya Yodha Can?"tanya eyangnya Yodha pada bundanya Yodha. Bundanya Yodha adalah tante Candra.
Well, jujur, dengan hadir disini, di tengah keluarga besar Yodha ini, aku secara nggak langsung mengumumkan bahwa hubungan kami serius. Aku bahkan berani hadir tanpa Yodha. Bodohnya aku nggak kepikiran sampe situ kemarin ketika mengiyakan permintaan Yodha. Aku cuma ikut bahagia atas lulusnya Kama dan Kaylila, yang berarti si kembar kembali ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
ChickLitBagi seorang Karina Lakshita, Yodha adalah dunianya. Satu-satunya laki-laki yang dia jatuhi cinta sedalam-dalamnya. Bagi seorang Ranu Yodha Windraya, Rendervouz, band beraliran pop jazz yang sedang naik daun ini adalah segalanya. Bagi seorang Prad...