Happy reading..💕💕
Aku kalah sama perasaan dan tata krama. Aku merasa salah aja untuk langsung masuk ke apartemen orang tanpa minta izin lebih dulu. My parents teach me well. So here I am. Dalam kereta bandara karena aku sungguh norak, pengen nyobain kereta bandara dan memegang ponselku erat. Berkali-kali mengetik chat ke Yodha dan kuhapus lagi.
Aku menghembuskan napas kasar dan menatap dokter Angga yang tertidur nyenyak di kursi di seberang gang karena keretanya emang sepi banget. Padahal enak banget loh keretanya.
Hapus. Ketik. Hapus. Ketik.
To : My Americano
Hi Yodha. Aku Karina. Kamu apa kabar?
Emm, aku lagi di Jakarta. Kalo kamu nggak lagi sibuk, mungkin kita bisa ngobrol.Kenapa jadi ngobrol? Aku harusnya bilang mau balikin key card apartemennya.
Aku memejamkan mata dan menekan tombol send sambil membaca doa. Aku sengaja menyebutkan namaku. Bisa jadi nomorku sudah dihapuskan? Dan kalo nggak segera centang dua, aku yakin nomerku sudah di block sama dia.
Aku hampir melompat dari kursiku ketika ponselku berbunyi lagu dari Rendervouz dan nama My Americano muncul di layar.
"Karina?" tanyanya ketika aku menggeser tombol menjadi hijau bahkan sebelum aku mengucapkan apa-apa.
Karina. Hanya Yodha yang selalu memanggilku seperti itu. Dan efeknya masih sama. Jantungku seolah mengalami palpitasi.
"Kamu dimana?" tanya suara berat dan dalam yang udah aku kangenin selama berbulan-bulan ini.
"Kereta bandara," jawabku pelan.
"Turun di BNI City?"
Aku mengernyit, "Kayaknya."
"Kamu sama siapa?"
"Dokter Angga," jawabku kemudian melanjutkan dengan buru-buru, "Ada acara simposium di UI besok pagi. Makanya aku ke Jakarta," cerocosku salah tingkah.
Aku nggak mau Yodha salah paham dan mengira kami lagi liburan bersama. Mungkin.
Yodha diam di ujung sana dan memunculkan keheningan yang nggak nyaman.
"Aku jemput di BNI City ya. Kalo aku belum sampe, tunggu di café-café deket situ," ujar Yodha kemudian.
"Kamu..lagi nggak sibuk?" aku mengernyitkan kening.
Tadi Val bilang mereka masih mau ke studio setelah ngejam dan interview di radio.
"Enggak. Aku langsung kesana sekarang. Tapi aku masih lumayan jauh dari situ. See you Karina."
Setelah layar ponselku mati, aku masih memegangnya dengan erat dan memelototi layarnya seakan kejadian tadi tuh nggak nyata sama sekali. Aku melirik jam tangan Swatch yang melingkar di lenganku. Dalam waktu nggak ada setengah jam lagi aku beneran bakal ketemu Yodha lagi. Aarghhh..
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
ChickLitBagi seorang Karina Lakshita, Yodha adalah dunianya. Satu-satunya laki-laki yang dia jatuhi cinta sedalam-dalamnya. Bagi seorang Ranu Yodha Windraya, Rendervouz, band beraliran pop jazz yang sedang naik daun ini adalah segalanya. Bagi seorang Prad...