Happy reading..💓💓Mariana Febiantika :
Beb, lagi pacaran yaa kamyuu..Karina Lakshita :
Lah, tau dari mana Nya?Aku menengok kanan kiri. Nggak banyak yang tau Yodha lagi di Jogja. Hanya mama dan papa. Oiya, dokter Naja. Yakali Anya lagi ghibah bareng dokter ganteng itu. Yang ada Anya lebih fokus sama dokter Naja nya, bukan sama isi ghibahannya. Lagian setauku mereka nggak sedekat itu. Anya lebih deket sama dokter Angga sama dokter Fandi, sama-sama dokter bedah, hanya saja dokter Angga general surgery sedangkan dokter Fandi di bedah thorax.
Emang canggih lingkaran pertemanannya. Apalah aku yang cuman kenal sama orang-orang yang pernah kerja bareng doan. Se-ansos itu emang aku tuh. Kadang aku berharap punya sedikit talenta yang dimiliki orang-orang kayak Anya atau Yodha, gampang akrab sama orang, pintar mencari bahan obrolan, yah semacam itulah. Aku udah canggung duluan, walaupun sekarang udah jauh lebih mending karena memang aku diharuskan punya kemampuan berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya ya.
Mariana Febiantika :
Buka IG beb. Kamu tuh ya..giliran Yodha di Jakarta, kerjaannya mantengin IGnya mulu.
Giliran Yodha disini, nggak buka medsos sama sekali. Cakep emang.Aku pengen misuh-misuh. Gimana sempet. Semalem aku aja telat balik gara-gara ada pasien kecelakaan yang sampe kode biru dikeluarkan di rumah sakit. Tapi aku bersyukur semua berakhir baik, pasien berhasil diselamatkan. Ketika hal semacam ini terjadi, rasanya semua lelahku langsung hilang dan hanya ada kelegaan luar biasa yang kadang membuatku pengen menangis.
Aku buru-buru membuka akunnya Yodha. Aku tersenyum lebar melihat IG storynya. Fotonya diambil ketika kami makan malam bakmie jowo semalam. Berlatar belakang warung bakmi jowo dengan caption, "Home is you ❤️" dengan tag lokasi Yogyakarta. Seakan-akan dia meyatakan pada dunia bahwa dia memiliki cinta yang tertinggal di Jogja. Isn't so sweet?
Aku langsung membayangkan dia diserbu pertanyaan kepo para fansnya. Tapi Yodha menutup opsi komentar di IG storynya.
Bawaan lagi PMS mungkin, aku rasanya mau menangis. Akhirnya Yodha nggak menyembunyikan statusnya lagi.
"Ada mesin bikin latte disana. Cuman aku nggak bisalah bikin latte art," ujar Yodha meletakkan secangkir hot latte tanpa gula ke hadapanku, "Kalo punya mesin gituan sih aku juga bisa kali jadi barista. Eh kamu kenapa?"
Aku menggeleng dan rasanya ingin memeluknya. Aku menghapus air mata yang hampir meluncur di sudut mataku, "Makasih ya," aku menunjukkan ponselku ke hadapannya.
Yodha nyengir boyish, "Ya kan memang gitu. Aku pikir kamu udah tau banget."
"Aku lebih lega karena kamu udah mulai terbuka kalo kamu udah nggak jomlo lagi. That's mean a lot for me Yodha," aku menjawab sejujurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Chick-LitBagi seorang Karina Lakshita, Yodha adalah dunianya. Satu-satunya laki-laki yang dia jatuhi cinta sedalam-dalamnya. Bagi seorang Ranu Yodha Windraya, Rendervouz, band beraliran pop jazz yang sedang naik daun ini adalah segalanya. Bagi seorang Prad...