Happy reading..💓💓
Aku memotong steak dan merasakannya lumer serta juicy di mulutku. Oh, this is heaven.
"Tumben banget sih Nya, dermawan begini. Ada angin apa? Ulangtahun belum. Anniversary apalagi, kan baru berapa bulan jalan sama Riza," aku menebak-nebak, "Dilamar Riza?"
Wajah Anya langsung merona dan dia melambaikan jari tangan kirinya dimana melingkar sebuah cincin emas putih dengan berlian yang berkilau. Mataku langsung membesar.
"Serius? Ya ampuuuun Anyaaa..I'm so happy to hear that," aku berlari memutari meja dan memeluknya. Wajah Anya yang bersinar menunjukkan bahwa dia memang sangat bahagia.
"Come on come on, tell me the whole story," ujarku bersemangat.
Anya mengibaskan jarinya dengan sengaja supaya aku melihat cincinnya dan nyengir malu, "He asked me to be his wife. Yah gitu deh Rin, gila aja. Aku tuh pacaran sama dia baru empat bulan kali. Cuman kupikir-pikir, yah, pacaran lama juga pas nikah belum tentu tau pasangan kita luar dalam kan. Trus aku pikir juga aku udah nyaman banget sama Riza. Dia bisa banget ngadepin aku yang moody nya kelewatan gitu kan. Dia juga selow abis sama aku yang suka panikan. So, I say yes."
Aku hampir bertepuk tangan mendengar cerita Anya.
"Wow. Kamu memutuskan nerima Riza cuman gitu aja?" aku bertanya heran.
"Itu bukan cuman gitu nyet. Sembarangan aja. Pake sholat malam juga, diskusi sama mama sama kakakku. Yakali, Riza kan temen kakakku. Aku jadi makin yakin. Menurutmu aku bener nggak sih Rin? Aku kadang masih berpikir ini tuh terlalu cepat."
Aku menghela napas, "Belajar aja dari kasusku sama Yodha deh Nya. Kurang lama apa coba kami pacaran. Tapi yah, endingnya sebuah hubungankan emang ada dua. Jadi pasangan atau jadi kenangan."
Anya menatapku simpati, "I'm so sorry beb."
Aku tersenyum. Hidupku udah lebih ringan rasanya sejak obrolanku dengan dokter Angga beberapa waktu lalu. Hubungan kami kembali kasual dan nyaman. Kadang kami makan siang bersama di kantin rumah sakit. Kalo di luar rumah sakit, pasti ada Anya juga.
Aku masih sering mengingat Yodha tentu saja. Yodha ada dimana-mana kan? Beberapa kali bahkan aku mendengarkan lagu baru Rendervouz ketika aku visit pasien di ruang rawat inap atau dari nurse station. Masalahnya lagu baru mereka ini, suara Yodha lebih dominan daripada suara Val. Tapi yasudahlah.
"Ngapain sih minta maaf segala deh Nyaa. So, setelah nikah rencana kalian gimana?"
"Ikut Riza ke Surabaya," jawab Anya yakin, "LDR is not my cup of tea beb. Cukup liat kamu sama Yodha, aku udah mual-mual bayanginnya."
Aku meringis, "Itu salah satu bedanya aku sama kamu Nya. Aku kemarin itu nggak yakin aja mau ngapain kalo udah nikah sama Yodha. Sekolah lagi kah? Tetep LDR kah? Pindah ke Jakarta kah? Itu makanya kubilang aku tuh nggak sesiap kamu sekarang," jawabku jujur, "Kamu punya visi yang benar tentang masa depan sama Riza. Aku clueless."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Chick-LitBagi seorang Karina Lakshita, Yodha adalah dunianya. Satu-satunya laki-laki yang dia jatuhi cinta sedalam-dalamnya. Bagi seorang Ranu Yodha Windraya, Rendervouz, band beraliran pop jazz yang sedang naik daun ini adalah segalanya. Bagi seorang Prad...