Extrapart Satu

49.9K 3.5K 257
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading..💓💓

Kehamilan Karina yang mendadak ini bikin gue kelimpungan. Kami sebenernya nggak merencanakan punya anak dalam waktu dekat. Kami selalu menggunakan pengaman saat berhubungan. Well, nggak selalu sih, kadang Karina bilang ini bukan masa suburnya dia. Kira-kira begitulah.

Jadwal tour album baru Rendervouz sudah di depan mata. Gue nggak mungkin ninggalin Karina sendirian di Jakarta saat dia hamil begini. Belum lagi jadwal residennya yang semakin padat.

"Bun, nggak bisa nemenin Karina disini? Mamas dua minggu lagi road show," ujar gue membujuk bunda via video call.

Bunda terkekeh, "Mas mas, udah tau mau roadshow, malah istrinya dibikin hamil. Ya siapa suruh sih."

"Ya kan demi bunda juga. Katanya pengen cepetan punya cucu. Gimana sih bun?" ujar gue berkelit, "Cuma nemenin aja bun, masih ada satu kamar lagi di apartemen mamas."

"Cukup nggak tidur berdua sama Kay?" tanya bunda, "Kamu juga udah mulai nyari ART buat mbak Karin? Perempuan hamil itu nggak boleh capek mas."

Gimana bisa nggak boleh capek sementara jadwal Karina padat banget. Kadang sampe di apartemen, wajahnya udah kuyu dan langsung tertidur.

"Bunda ada calon nggak? Karina bilangnya terserah sama mamas aja. Lha ya di Jakarta ini mana mamas tau gitu-gituan sih."

"Ya nanti bunda cariin. Tapi sehat semua mas? Mbak Karin? Bayinya?"

Gue meringis, "Katanya Karina sih gitu bun. Dia periksa sendiri sekalian pas di RS. Nggak minta ditemenin mamas."

"Ya ampun mas. Pasti kamu deh yang sibuk banget sampe nggak bisa nemenin Mbak Karin kan," tuduh bunda.

Gue menghela napas, "Yah, gimana bun. Mamas memang pas lagi sibuk-sibuknya juga, sebenernya dari awal kami niatnya pacaran dulu bun."

"Mas mas..mau pacaran berapa lama lagi memangnya? Kayak kemarin sebelum nikah kurang lama pacarannya aja. Mamas itu udah mau tiga puluh."

"Maksudnya kan mamas sama Karina lagi sama sibuknya bun," jawab gue lemah kemudian berpamitan pada bunda setelah bunda bersedia menemani Karina disini.

Gue masih termangu menggenggam ponsel di sofa studio dan mengacak rambut gue yang kusut. Ya ampun, gue nggak mungkin meninggalkan Karina di sini sendirian.

Sementara Karina di luar dugaan gue sama sekali, bahagia luar biasa dengan kehamilannya yang tidak terencana ini. Wajahnya berseri gembira. Dia seperti burung terbang bebas, seolah tanpa beban. Alhamdulillah, kehamilannya bener-bener nggak rewel. Dia nggak mual dan lemas, makan apapun bisa, nggak ada permintaan ngidam yang macem-macem. Bener-bener melegakan. Nggak seperti curhatan temen-temen gue pas istrinya hamil. Cuma dia lebih gampang capek. Itu aja.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang