Bab Enam - College Sweetheart

25.3K 2.8K 98
                                    

Sebulan berlalu setelah hubunganku dan Yodha kembali menghangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebulan berlalu setelah hubunganku dan Yodha kembali menghangat. Sekarang hidupku kembali normal. Maksudku, normalnya hidupku adalah hidup yang tanpa Yodha di sisiku.

Trip to Solo waktu kondangan Mbak Rania dan kencan malam sebelumnya, itu justru bisa dikategorikan kejadian luar biasa. Hari itu, setelah kami sempat jalan-jalan sebentar di Solo, Yodha mengajakku ke rumahnya untuk mandi dan bersih-bersih sebelum mengantarku pulang ke Jogja, sedangkan dia langsung pulang lagi ke Solo. Takut dipecat jadi anak, katanya.

Yodha kembali ke kehidupannya dan aku kembali ke kehidupanku. Kehidupannya di Jakarta yang hingar bingar tanpa aku dan kehidupanku di Jogja yang membosankan tanpa dia.

Hubungan kami kembali mandeg dan mendingin seperti sebelum-sebelumnya. Aku mengirim pesan malem, dia bales besoknya. Dia kirim pesan pagi, aku baru bales sore. Kind like that. Kadang beberapa hari tanpa berita apa-apa. Apa memang begini yang namanya LDR? Atau ini kasuistik hanya hubunganku dan Yodha? Entahlah.

Aku menghela napas. Kadang aku berpikir, Yodha pernahkah kangen padaku kayak aku kangen dia. Dia nggak pernah bilang. Aku juga sama. Karena hubungan kami memang rumit.

Aku berpikir aku hanya gadis dari masa lalu Yodha yang mungkin harusnya dia tinggalkan ketika arus kehidupan membawanya ke kehidupannya sekarang. I'm only his college sweetheart.

Seharusnya mungkin kami saling melepaskan.

💓💓💓💓💓💓

Yogyakarta, 2014

Yodha duduk di atas motornya di parkiran kampusku. Dia tadi bilang mau ngajak makan siang. Biar aku nggak cuma tau kampus kedokteran umum aja. Kampus itu luas Rin, katanya. Dia mengajakku ke Kansas, Kantin Sastra. Aku cuma pernah dengar namanya yang legendaris tanpa pernah sekalipun makan disitu. Aku kaget, ternyata temennya memang banyak. Hampir di setiap meja dia salamin. Ngeri kan.

Ngobrol dengan Yodha selalu menyenangkan, obrolan kami selalu nyambung, pengetahuannya luas. Dia membuatku mendengarkan lagu-lagu kesukaannya. Aku yang tadinya nggak tau lagu ini itu, penyanyi ini itu, mau nggak mau akhirnya jadi ngerti dan surprisingly, aku menikmati.

Yodha sering mampir hanya untuk memberikan playlist lagu yang menurutnya bagus untuk aku. Atau kadang dia minta aku mendengarkan satu dua lagu ciptaannya. Atau lagu-lagu yang dia pengen aku untuk denger.

Paling manis dan bikin aku sungguh klepek-klepek adalah ketika dia sengaja merekam ketika main gitar kemudian dia menyanyikan lagu bertempo lambat dan mengimkan malam hari ketika aku mau tidur. Ya ampun, pengen rasanya bilang jangan bikin baper gini dong. Dia nggak pernah tau efek file-file yang dia kirimkan untuk hatiku.

"Karina, hari sabtu besok sibuk? Ada jadwal praktikum atau belajar kelompok?" tanyanya di sela-sela makan. Pertama kali dia memanggilku Karina adalah ketika suatu hari dia menjemputku selesai praktikum dan aku masih memakai jas praktikum dengan nama Karina Lakshita di bordir di dada jasku.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang