Bab Lima Belas - The Gigs

20K 2.7K 80
                                    

Setelah maghrib, suasana semakin hiruk pikuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah maghrib, suasana semakin hiruk pikuk. Yodha dan personil Rendervouz yang lain sedang di rias dan ganti kostum. Here we go again, akhirnya setelah sekian lama, aku kembali menjadi fangirling Rendervouz lagi. Sekarang aku akan menyaksikan langsung penampilan mereka di panggung konser yang megah, seperti yang mereka impikan. Rendervouz as seen on TV.

Akhirnya memang seharian ini aku mengikuti Yodha kemana-mana. Lengannya merangkulku dan memperkenalkan dunianya padaku. Dan ternyata, aku bahagia bisa mendampinginya lagi seperti ini. Sejenak aku melupakan padatnya rumah sakit dengan pasien-pasien yang beraneka ragam.

Akhirnya aku nggak jadi mandi. Aku meyemprotkan parfum dan touch up tipis-tipis aja di toilet. Yodha ngakak waktu kubilang aku bau keringat. Walaupun kayaknya nggak berkeringat banyak juga sih mengingat AC standing 10 PK bertebaran dimana-mana. Aku tetep nggak biasa untuk mandi di tempat umum. Paling maksimal di rumah sakit. Itu nggak bisa kubilang tempat umum karena rumah sakit kan kantorku.

"Mau check in hotel? Cari kamar yang twin bed. Satu aja buat berdua," katanya menggodaku, "Tuh, tadi ada hotel di depan mall."

Aku melotot dan memukul lengannya. Memang letak venue acara di dekat sebuah mall yang besar di BSD.

"Oia denk, aku lupa kalo kamu punya bodyguard di Jakarta. Bisa dibunuh Rendy ya," katanya meringis mengusap lengannya karena kayaknya pukulanku lumayan juga.

Lama juga Yodha di make up dan ganti kostum. Aku menunggu Yodha sambil menselonjorkan kakiku dan sibuk bermain ponsel. Aku meladeni curhatan Anya tentang cowok yang lagi deket sama dia. Juga menjawab beberapa sapaan kasual dari Bang Angga. Bang Angga ini menyenangkan, as always. Kayak abang yang selalu bisa jadi teman bersandar.

Aku sedang bengong ketika Ditya tiba-tiba berdiri di depanku dan menyapaku ramah, "Lho, Karin ikut kesini?"

Poseku lagi nggak banget. Bengong. Bayangkan, aku belum mandi, belum ganti baju dari pagi dan mukaku minyakan walau udah sempat touch up sedikit, lengkap sudah.

Look at her. Dia memakai dress merah bermotif polka berkerah sabrina selulut, dengan menjinjing tas Guess. Dan parfumnya, jujur, aku suka banget aromanya. Segar tapi sensual. Graceful.

Look at me. Celana jeans skinny dengan blus yang menggembung di lengan berwarna khaki. Dan sepatu sneakers. Oia, sepatu sneakers Vans yang kupakai ini dibelikan Yodha dan ternyata dia belinya nitip ke duo K karena seri ini nggak ada di Indonesia. Yang paling manis adalah ternyata sneakers kami sepasang. Manis banget kan?

Aku hanya menjawab dengan anggukan dan tersenyum. Gimana ya, Ditya itu manis dan ramah yang nggak dibuat-buat. Aku nggak mungkin untuk bersikap jutek padanya.

"Emm, Ranu dimana? Biasanya kalo habis make up, dia suka tidur sebelum naik pangung." Ditya melirik jam tangannya, Guess juga. Dia pasti penggemar Guess.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang