Bab Sepuluh - Bromance

21.8K 3K 39
                                    

Keheningan melingkupi kami karena kata-kataku barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keheningan melingkupi kami karena kata-kataku barusan. Untung Yodha udah selesai makan. Kalo belum, bisa-bisa dia tersedak.

Sebelum Yodha sempat berkomentar, terdengar suara pintu terbuka. Aku terkejut ketika menengok dan mendapati Val dan Ditya, sang model shampoo slash selebgram dengan follower jutaan, berdiri di ruang tamu, melepas sepatu kemudian meletakkannya di rak sepatu. Seperti mereka bukan tamu dan sudah hafal letak perabotan di apartemen Yodha.

"Ya ampuuun, Karin...kamu disini? Makin cantik aja sih. Kangeeeen gue," teriak Val berjalan terburu-buru ke dapur.

Cantik dari mana. Mukaku minyakan habis masak. Rambut lurusku kujepit asal dengan ujung mencuat kemana-mana. Blus pink yang kukenakan juga sudah kusut setelah menempuh perjalanan Jogja-Jakarta. Eh, Jogja-Jakarta masih lebih cepat waktu tempuhnya daripada Bandara Soekarno Hatta ke aprtemen Yodha di bilangan Jakarta Selatan.

Aku berdiri menyambutnya dengan senyum cerah dan Val langsung memelukku.

"Ih, kamu koq wangi banget sekarang? Kayak om-om gitu baunya sih," kataku mengendus aroma Val kemudian melepaskan pelukannya setelah terdengar dehaman dari Yodha, "Udah pake parfum mahal ya sekarang?"

"Nggak usah lama-lama juga kali pelukannya," gerutu Yodha yang disambut tawa Val.

"Lo kenapa sensi banget gitu Dha? PMS? Kata gue juga apa, Karin itu sebenernya lebih ngefans sama gue daripada sama lo," kata Val masih dengan senyum lebar dan mata jenaka menatapku. Nggak heran makin banyak perempuan terpesona sama playboy flamboyan kayak Val.

Yodha mendengus, "Sopan dikit kek."

Aku tertawa, rasanya kami berada di kantin FEB atau di sebuah café di bilangan Jogja. Tangan Val masih bertengger di bahuku. Yodha tampak kesal, tapi Val nggak peduli. Aku nyengir serba salah.

"Val, kamu makin ganteng aja sih. Tapi pasti makin belengceeek juga kan?" kataku menuduhnya.

Val tertawa dan mengacak rambutku, "Kamu jangan percaya gitu aja dong sama kata-kata Yodha. Aku masih seperti yang dulu Kariin," serunya.

Yodha memukul tangan Val agar menyingkir dari bahuku dan membuatku tertawa geli. Aku melewatkan banyak hal. Ketinggalan banyak hal. Keriangan dan persahabatan mereka pasti salah duanya.

"Hoi, gue disini loohh.." kata Ditya. Ya ampun aku langsung tersadar bahwa ada Ditya disini. Suaranya aja merdu banget. Cocok banget sama mukanya yang glowing dan bikin perempuan lain di deketnya langsung nggak pede liat kaca.

Look at her. Ditya memakai sun dress bunga-bunga warna kuning dengan panjang selutut. Rambut panjangnya tergerai indah. Berasa mau pemotretan kalo melihat gayanya yang modis.

Val dan Yodha sontak menoleh, wajah Yodha langsung melembut. Aku memalingkan wajah ke arah lain.

"Hai Dit. Sori ya heboh banget emang si Val ini. Tau sendiri kan dia gimana," kata Yodha sekaligus mengambil kesempatan menyingkirkan lengan Val yang masih santai melingkar di bahuku.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang