Chp-28

4.4K 534 40
                                    

Happy Reading!
🔥






Sakura dengan ragu melangkah ke arah mobil Sasuke, begitu ia keluar dari rumah majikannya itu, semakin dekat jarak di antara dirinya dengan mobil Sasuke, semakin banyak pula pertanyaan yang berkeliaran di dalam kepalanya.

"Kuharap ini tidak ada hubungannya dengan kelakuan Makura-kun," batinnya penuh harap.

Sesampainya di sisi mobil Sasuke, ia mengetuk kacanya dengan pelan. "Anoo."

Usaha yang ia lakukan membuat Sasuke membuka kaca mobilnya, dan ia bisa melihat pria itu menatap lurus ke depan——tanpa berniat melirik ke arahnya.

"Masuk!" perintah pria itu dengan nada datarnya.

"Eh? A-apakah ada hal yang harus saya lakukan, Tuan?" tanya Sakura dengan bingung. Untuk apa Sasuke meminta dirinya memasuki mobil?

"Aku tidak suka mengulang perkataanku," Sasuke kembali berkata tanpa memandang wajah Sakura.

Hal tersebut membuat Sakura tidak memiliki pilihan lain, selain menuruti perintah Sasuke. Wanita itu melangkah ke sisi mobil lainnya, lalu memasuki mobil dengan terpaksa.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanyanya, setelah berusaha menyamankan diri duduk di samping Sasuke.

Sasuke hanya melirik ke arah Sakura sekilas, lalu menginjak pedal gas mobilnya dengan pelan. "Ada pekerjaan tambahan untukmu," katanya, seraya memutar kemudinya.

Sakura hanya terdiam. Ia tak mengira kalau Sasuke akan membawanya pergi. Ke mana pria itu akan membawanya? Dan pekerjaan tambahan apa pula yang harus ia lakukan?

"Jika kau khawatir persoalan gaji ... aku tambah menjadi tiga kali lipat."

"Eh?" Apakah ia salah dengar? Bukankah ia akan mendadak kaya kalau menerima gaji tiga kali lipat dari Sasuke? "M-memangnya ... pekerjaan apa yang harus saya lakukan, Tuan?" tanyanya.

"Kau akan tahu nanti," jawab Sasuke, seraya menginjak pedal gas mobilnya semakin dalam. "Pasang sabuk pengamanmu!"

"Haik!" Sakura segera memasang sabuk pengamannya. Meskipun ia merasa bingung dengan apa yang diinginkan Sasuke, rasanya ia tidak bisa menolak. Ia membutuhkan uang untuk membiayai Makura.

Setelah memasang sabuk pengamannya, ia menatap ke arah jendela mobil. Ia masih merasa asing dengan rute jalan kota Tokyo. Namun, pemandangan di mana banyak gedung yang berjejer di kanan dan kiri jalan, cukup membuatnya merasa takjub.

Hingga beberapa saat kemudian, mobil yang dikendarai Sasuke berhenti di depan toko pakaian ternama. Banyak patung manekin yang terpajang di etalase toko tersebut, dengan pakaian modis yang membalut patung-patung itu.

Sakura terpana untuk sesaat, namun, ia segera menoleh ke arah Sasuke. "Kenapa berhenti di sini, Tuan?"

Sasuke melirik ke arah Sakura, kemudian membuka pintu mobilnya. "Turun."

Helaan napas keluar dari celah bibir Sakura. Tampaknya, Sasuke bukanlah tipe orang yang banyak bicara. Pria itu begitu dingin dan selalu berwajah datar, entah di mana pun pria itu berada.

"Sikapnya terlihat seperti Makura saat sedang serius," bisiknya tanpa sadar.

Tidak ingin membuat Sasuke marah kepadanya, ia segera keluar dari mobil, lalu berjalan ke arah Sasuke berada. Kemudian, ia mengikuti langkah kaki Sasuke seraya menatap ke segala penjuru toko pakaian——begitu menginjakkan kaki di dalam toko tersebut.

"Pakaian yang ada di toko ini terlihat mewah sekali," batinnya.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya salah seorang pelayan toko.

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang