Chp-11

7.3K 605 14
                                    

Happy Reading!
🔥







Drrrrrrrrr Drrrrrrrrrr

Sasuke merapikan berkas-berkas penting--yang sudah ia tanda tangani, lalu meletakkannya di laci meja kerjanya. Kemudian ia meraih smartphonenya--yang tidak berhenti bergetar sejak tadi. Dan kedua alisnya mengernyit, saat mendapati kepala pelayan yang bekerja di rumah megahnya; menghubunginya.

Klik

"Hn," gumamnya, setelah ia menerima panggilan tersebut.

"Maaf karena sudah mengganggu, Tuan Sasuke," ucap seseorang di seberang sana.

"Hn. Doushita (ada apa)?" tanyanya to the point. Dari nada bicara Iruka, membuatnya merasa penasaran.

"B-begini, Tuan. Tuan Muda Kei terus menangis."

Mendengar hal itu, Sasuke menegakkan tubuhnya. "Pengasuh Kei ada di mana?"

"S-saya sendiri tidak tahu, Tuan. Bukannya dia pergi bersama Tuan? Itulah mengapa saya menghubungi Tuan."

Helaan napas pelan keluar dari celah bibir Sasuke, pria itu menatap ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Seharusnya dia sudah kembali dua puluh menit yang lalu," pikirnya.

Namun, sepertinya ada sesuatu yang terjadi pada wanita musim semi itu; hingga tidak segera kembali untuk mengurus Kei. "Hn. Kauurus Kei," ucapnya, sebelum mematikan sambungan teleponnya--tanpa menunggu jawaban dari Iruka. Lalu, ia beralih menghubungi seseorang.

Tidak memerlukan waktu lama untuk panggilannya direspons. Membuatnya tanpa banyak basa-basi, segera berkata, "Apa wanita itu masih ada di sana?"

"M-maaf, Sasuke. Aku lupa menghubungimu karena mendapat banyak pasien. Soal wanita yang kau bawa kemari, tadi. Dia ... menolak untuk melakukan prosedur yang ingin aku berikan, dan langsung pergi begitu saja," jelas seseorang di seberang sana--Senju Tsunade.

"..." Sasuke hanya terdiam. Kedua alisnya semakin menyatu dalam--memikirkan seseorang--yang baru kali ini berani menolak perintahnya.

"Tapi, kau tenang saja. Aku sudah memberikan beberapa vitamin dan alat. Jika dia berubah pikiran ... dia bisa menggunakannya," sahut Tsunade kembali.

"Di jam berapa dia keluar dari rumah sakit?" Sasuke meraih kunci mobilnya, dan beranjak dari kursi kebesarannya, lalu melangkah ke arah pintu keluar.

"Sekitar tiga puluh menit yang lalu."

"Hn."


Klik

Setelah mematikan sambungan teleponnya, dan meletakkan smartphonenya itu ke dalam saku celana, Sasuke membuka pintu ruang kerjanya. Lalu, pria itu berjalan dengan langkah lebar--menyusuri koridor perusahaan--yang ia bangun dari awal.

"Presdir. Anda ingin ke mana? Bukankah sepuluh menit lagi Anda harus menemui klien dari perusahaan Shimura?"

Mata hitamnya melirik ke arah Kakashi--sekretaris pribadinya--tanpa menghentikan langkahnya. "Hn. Kau handle semuanya."

Kakashi berhenti mengikuti Sasuke, dan membungkukkan tubuhnya dengan sopan. "Baik, Presdir."

Tidak memerlukan waktu lama bagi Sasuke untuk sampai di depan pintu lift--khusus untuk dirinya seorang. Kemudian pria itu segera menekan tombol lift hingga pintunya terbuka dengan cepat, lalu ia memasukinya.

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang