Chp-45

3.2K 535 40
                                    

Happy Reading!
🔥








Sasuke menoleh ke belakang dengan dahi berkerut dalam. Sakura baru saja berteriak memanggil namanya dengan lantang. Bahkan, wanita musim semi itu juga meremas lengannya dengan erat.

"Jangan perlakukan ibumu seperti itu. Bagaimanapun juga, dia tetaplah ibumu," kata Sakura.

"Kau ... membelanya?" tanya Sasuke tak percaya.

Sakura menggelengkan kepalanya dengan pelan, "Tidak. Aku tidak membelanya. Aku hanya tidak ingin kau dan ibumu bertengkar. Kita sedang berada di rumah sakit."

Bibir Sasuke terkatup rapat. Ia masih belum mengerti, apa yang dipikirkan Sakura? Mengapa wanita itu seolah peduli pada hubungannya dengan Mikoto? Bukankah Mikoto sudah melakukan hal buruk padanya?

Setelah melihat Sasuke sedikit tenang, Sakura berjalan ke arah Mikoto. Ia menatap ibu kandung Sasuke itu dengan tatapan sendu. Kei masih menangis dalam dekapan Mikoto. "Nyonya. Bisakah Anda mengembalikan Kei-kun pada saya? Dia ... kesakitan," ucapnya.

Mikoto bergeming di tempatnya. Wanita paruh baya itu sama sekali menghiraukan apa yang dikatakan Sakura. Tangisan Kei bahkan seolah angin lalu baginya.

Hal itu, tentu saja membuat Sakura mengulurkan tangannya, dan menyentuh bahu Mikoto. "Nyonya—"

"JANGAN SENTUH AKU DENGAN TANGAN KOTORMU ITU!" teriak Mikoto seraya menatap Sakura dengan tajam.

Sasuke yang mendengarnya, segera berjalan mendekat. "Kau—"

"Sasuke-kun!" Sakura menghadang Sasuke dengan tangannya, lalu menatapnya. "Tenanglah. Serahkan padaku, ya."

Dengan kedua tangan yang terkepal erat, dan rahang yang mengeras, Sasuke menuruti apa yang dikatakan Sakura. Untuk kali ini, ia akan berusaha untuk menahan emosinya demi wanita musim semi itu.

Membuat wanita musim semi itu kembali menatap Mikoto. "Nyonya. Saya tahu Anda tidak memiliki niat buruk. Saya mengerti mengapa Anda melakukan ini. Tapi, saya mohon ... kembalikan Kei-kun. Dia benar-benar kesakitan."

"Siapa kau berani berkata seperti itu padaku?" desis Mikoto dengan penuh kebencian.

"Saya ... adalah ibu Kei-kun," jawab Sakura dengan penuh keyakinan.

Membuat Mikoto terkekeh dengan tatapan sinis. "Terserah apa yang kau katakan. Aku tidak peduli."

"Lalu, apa Anda tidak peduli pada Kei-kun? Lihatlah. Dia kesakitan. Jika dia terus menangis seperti ini ... dia bisa jatuh sakit, Nyonya."

Perkataan Sakura, membuat Mikoto menatap ke arah Kei. Wajah Kei sudah merah sempurna karena menangis. Ia terkejut karena tidak menyadarinya.

"Kei-kun. Cup cup cup. Sayang. Jangan menangis, ya. Maafkan Oba-san," hiburnya.

Namun, Kei sama sekali tidak berhenti menangis. Sakura yang melihatnya, kembali berkata, "Nyonya. Biarkan aku menenangkannya."

Sasuke menggertakkan giginya. Kenapa Mikoto begitu keras kepala? Ia semakin tidak sabar karena harus diam saja. Ia ingin merebut paksa Kei dari ibunya itu. Namun, ia harus menahannya. Sakura sudah memintanya untuk tenang.

"Nyonya. Semua ini demi Kei-kun," ucap Sakura.

Mikoto menatap Sakura dengan tatapan penuh intimidasi. Wanita itu dengan ragu mengendurkan dekapannya pada Kei, lalu menyodrokannya ke arah Sakura. "Aku melakukan ini demi Kei-kun. Aku tidak akan pernah menerimamu sebagai keluarga Uchiha."

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang