Chp-40

3.6K 491 31
                                    

Happy Reading!
🔥







Sasuke menghentikan mobilnya di depan pintu masuk Namikaze Corp; nama perusahaan sahabat pirangnya itu. Ia membuka pintu mobilnya, lalu beranjak keluar. Dan seperti biasa, seorang satpam yang bertugas di depan pintu, segera mengurus mobilnya——ke tempat parkir.

Setelah menyerahkan masalah mobilnya, Sasuke berjalan memasuki gedung Namikaze Corp. Tanpa mendata diri di resepsionis terlebih dahulu, ia melenggang ke arah lift.

Hari masih terbilang pagi. Namun, karyawan yang bekerja di bawah kendali Namikaze Corp, sudah melaksanakan aktivitas mereka masing-masing. Beberapa di antaranya memberikan sikap hormat padanya.

Namun, ia terus berjalan dengan menghiraukan mereka. Hingga ia sampai di depan lift, dan menunggu pintunya terbuka. Ada beberapa karyawan yang berdiri di belakangnya.

Ting

Pintu lift pun terbuka, dan orang-orang yang ada di dalamnya, berhamburan keluar. Ia menatap seorang wanita berambut indigo, yang terakhir keluar dari lift. Di samping wanita itu, ada seorang anak kecil berusia lima tahun. Ia bisa melihat wanita itu terkejut saat melihatnya.

"Sasuke-san?"

Ia hanya menganggukkan kepalanya, tanpa merubah ekspresi datarnya. Membuat wanita itu——Hinata——berjalan keluar dari lift, sembari menggandeng putranya

"Apa kau kemari ingin bertemu Naruto-kun?" tanya Hinata.

"Hn." Sasuke menggumam, lalu berjalan memasuki lift.

Hinata menganggukkan kepalanya——mengerti, "Dia ada di ruangannya."

"Hn."

Setelahnya, pintu lift tertutup.

"Kenapa Sasuke-Ji tellihat malah?"

Hinata mengalihkan pandangannya ke arah putranya——Namikaze Boruto. Senyum canggung terukir di bibirnya. "Sasuke-Ji tidak sedang marah. Dia memang seperti itu, Sayang. Ayo kita pulang."

"Ayo."

Sementara itu, di posisi Sasuke berada.

Pria itu baru saja keluar dari lift, yang berhenti di lantai delapan. Dengan langkah kakinya yang panjang, pria itu berjalan menyusuri koridor. Hingga sebuah pintu bertuliskan ruang direktur, menyapa indra penglihatannya.

Tanpa pikir panjang, ia semakin mempercepat langkahnya. Dan begitu sampai di depan pintu ruangan Naruto, ia membukanya, tanpa mengutuknya terlebih dahulu.

Clek

"Naruto."

Begitu ia memasuki ruangan Naruto, ia bisa melihat sahabat pirangnya itu sedang mengetik sesuatu di laptopnya. Tampaknya, sahabat pirangnya itu sedang serius, hingga tidak terkejut saat ada orang yang memasuki ruangannya.

"Apa yang membuatmu kemari?" tanya Naruto, tanpa melihat ke arah pintu.

Aroma parfum yang sudah pria pirang itu kenali, membuatnya dengan mudah menebak; siapa yang memasuki ruangannya; tanpa mengetuk pintu. Hal seperti ini sudah sering terjadi.

Sasuke mendudukkan dirinya di atas sofa, yang ada di sisi meja kerja Naruto. "Aku melihat wanita itu," katanya.

Naruto berhenti mengetik, lalu menoleh ke arah Sasuke dengan dahi berkerut. "Apa?"

"Aku tahu kau tidak tuli," sindir Sasuke dengan raut sinis. Ia tidak suka mengulang kalimatnya.

Helaan napas keluar dari mulut Naruto. Pria itu kembali fokus pada laptopnya. "Lalu, apa yang terjadi?" tanyanya.

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang