Happy Reading!
🔥Sasuke membuka matanya, lalu membalikkan tubuhnya hingga menghadap ke arah dinding kamarnya. Sudah beberapa menit yang lalu, ia mencoba untuk memejamkan kedua matanya——pergi tidur.
Namun, ia tak kunjung terlelap juga. Ia melirik ke arah jam yang ada di atas nakas. Pukul 23.55 PM. Helaan napas keluar dari celah bibirnya, saat tahu hari sudah semakin larut, tapi, ia masih saja terjaga.
Ia kembali melentangkan tubuhnya, dan menatap langit-langit kamar. Tampaknya, ia tahu apa yang membuatnya tidak bisa tidur. Bayang-bayang wajah penuh air mata Sakura, selalu muncul saat ia memejamkan mata.
Rasa bersalah mulai menggelayuti benaknya. Karena perbuatannya yang melampaui batas, menyebabkan Sakura menangis ketakutan. Padahal ia hanya ingin meminta haknya sebagai suami pada wanita musim semi itu.
"Apa aku salah?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Ia pun beranjak dari posisi berbaringnya, lalu menyugar rambutnya ke belakang. Ia tidak akan bisa tenang kalau belum melihat Sakura. Bagaimana keadaan wanita itu? Tidak bisa ia ungkiri, kalau ia merasa khawatir.
Dilandasi oleh perasaan gelisah, ia turun dari atas ranjang, lalu berjalan ke arah pintu kamarnya. Sesampainya di depan pintu, ia merasa ragu untuk meraih knopnya.
"Bagaimana kalau Sakura sudah tidur?" batinnya bertanya-tanya.
Ia sempat berpikir untuk kembali ke ranjangnya. Akan tetapi, keinginan untuk menemui Sakura, membuatnya dilema. Jika ia tidak melakukannya sekarang, perasaan gelisah ini tidak akan hilang sampai besok.
Pemikiran tersebut, membuatnya kembali berbalik ke arah pintu, lalu meraih knopnya. Ia harus menemui Sakura. Tetapi, jika wanita itu sudah tidur, ia akan kembali, dan akan menemui wanita itu besok.
Clek
Dengan menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan pelan. Ia keluar dari kamarnya, lalu menutup pintunya kembali.
Keadaan rumahnya begitu sunyi, karena hari sudah sangat larut. Hal tersebut membuatnya segera berjalan ke arah tangga. Dari atas, ia tidak mendapati siapa pun. Dapat dipastikan kalau semua pelayan sudah tidur.
Semua ini memudahkannya, karena ia tidak perlu khawatir ada yang melihatnya mendatangi kamar Sakura. Bisa timbul masalah, kalau ada yang memergokinya.
Dengan pelan, ia menuruni anak tangga. Bahkan suara langkah kakinya bisa ia dengar, karena keadaan terlampau sunyi. Sesampainya di bawah, ia kembali menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Ia merasa, kalau saat ini ia terlihat seperti maling yang takut dilihat orang lain.
Namun, apa boleh buat. Rahasia pernikahannya harus ia jaga. Ia kembali berjalan setelah mengetahui tidak ada siapa pun di sekitarnya. Tidak membutuhkan waktu lama untuknya sampai di depan pintu kamar Sakura. Tapi, ia kembali merasa ragu untuk menemui wanita musim semi itu.
Jika Sakura masih terjaga, apakah wanita itu mau menemuinya?
Pertanyaan itu selalu berputar-putar di dalam kepalanya. Hingga helaan napas panjang keluar dari celah bibirnya. Ia sudah berada di depan kamar Sakura, tidak mungkin ia kembali ke kamarnya begitu saja. Ia tidak mau melakukan hal yang sia-sia.
Setelah beberapa saat mempertimbangkan keinginannya, ia pun meraih knop pintu kamar Sakura. Ia tidak mungkin mengetuk pintunya, karena tidak ingin suaranya terdengar oleh orang lain. Walaupun ia tahu, semua orang yang ada di rumahnya sudah tidur.
Clek
"Tidak dikunci," batinnya tak percaya.
Ternyata Sakura cukup ceroboh. Bisa-bisanya wanita itu tidak mengunci pintu kamarnya. Bagaimana jika ada orang lain yang mendatangi kamar wanita itu, lalu melakukan hal yang tidak-tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!
RomanceDibukukan. Fanfiction 21+ IN SAVERAL CHAPTER. Cover by Strife_Nana (dont use, crop, or tracing my art!)🚫⚠️ "Yang dia susui adalah Kei ... lalu mengapa aku yang gugup? Sial!" "Aku tidak mengerti ... kenapa aku bisa sebergairah seperti ini hanya deng...