Chp-41

3.2K 503 32
                                    

Happy Reading!
🔥








Sakura tersenyum saat Kei memainkan rambutnya. Bayi kecil itu terlihat penasaran dengan helaian merah mudanya, hingga sejak dia berada di dalam mobil, dia sama sekali tidak melepaskan rambutnya.

"Jangan di makan, Sayang," ucapnya, seraya mencegah Kei memakan rambutnya.

Sasuke yang mendengar perkataan Sakura, melirik ke arah wanita musim semi itu, sebelum kembali fokus pada jalanan yang ada di depannya. Hatinya berdesir saat melihat cara Sakura berkomunikasi dengan Kei.

Sudah beberapa menit keheningan melingkupi mereka. Ia tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Sehingga ia memutuskan untuk fokus pada jalanan yang ia lalui. Sedari tadi, ia berpikir; ke mana ia akan membawa Sakura dan Kei pergi.

Sakura melirik ke arah Sasuke. Sejak tadi, pria itu sama sekali tidak berbicara. Membuat suasana menjadi begitu canggung. Ia terlalu malu untuk memulai pembicaraan; walau hanya sekedar bertanya; ke mana pria itu akan membawanya.

Jujur saja, ia masih sangat malu berada di dekat Sasuke, sejak pria itu meremas dadanya dengan berdalih membantu keluarnya asi. Entah kenapa, ia menjadi gugup, dan tidak tahu harus bagaimana.

"Sakura."

Hingga saat Sasuke memanggilnya, ia tersentak, dan menoleh ke arah pria itu. "H-haik?" Bahkan, suara yang ia keluarkan pun, terdengar gugup.

Sasuke memutar kemudinya dengan mata menatap ke arah spion. "Apa Kei akan baik-baik saja kalau aku mengajaknya keluar seperti ini?" tanyanya. Terlalu banyak kata yang berkeliaran di dalam kepalanya. Akan tetapi, hanya kalimat itu yang keluar dari mulutnya.

Kedua mata Sakura mengerjap beberapa kali. Kemudian wanita itu menjawab, "Usia Kei-kun sudah dua bulan lebih. Kurasa, Sasuke-kun tidak perlu khawatir."

"Hn." Sasuke melirik ke arah Kei. Bayinya itu terlihat nyaman dalam gendongan Sakura. Kali ini, ia tahu harus ke mana ia membawa Sakura dan Kei.

Sakura mengerutkan dahinya. Sampai saat ini, ia sama sekali belum bisa memahami arti dari gumaman Sasuke. "Apa semua laki-laki suka bergumam tidak jelas? Makura-kun dan Sasuke-kun selalu begitu," batinnya.

Pergerakan kecil dari Kei, membuatnya mengalihkan pandangannya. Ia bisa melihat Kei sedang menarik-narik bajunya——di bagian dada. Seulas senyum terukir di bibirnya. Ia baru menyadari kalau saat ini, Kei sudah menjadi anaknya secara sah.

Matanya kembali melirik ke arah Sasuke. Satu pemikiran terlintas di dalam kepalanya. Bukankah ini adalah waktu yang tepat, untuk membuat Sasuke bisa memberikan perhatiannya pada Kei? Walau ia masih penasaran, mengapa pria itu membawa dirinya dan Kei jalan-jalan?

Beberapa menit dalam perjalanan, akhirnya Sasuke menghentikan mobilnya di sebuah taman, yang cukup jauh dari pusat kota. Ia memilih lokasi tersebut, karena udara di sana cukup sejuk, dan minim polusi. Tidak banyak kendaraan yang lewat di sekitar taman itu.

Setelah mematikan mesin mobilnya, Sasuke menunggu pintu mobilnya terbuka secara otomatis. "Ayo," katanya, setelah pintu mobil terbuka.

Sakura mengangukkan kepalanya, dan melepas sabuk pengamannya. Kemudian wanita itu beranjak keluar dari dalam mobil. Kedua mata zamrudnya berbinar saat melihat taman yang ada di sisi mobil.

"Indah sekali," ujarnya.

Sasuke mengunci mobilnya, lalu menyalakan alarm otomatisnya. Setelah selesai, pria itu menoleh ke arah Sakura. Ia merasa lega karena wanita itu menyukai tempat yang ia tunjukkan.

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang