Happy Reading!
🔥Di dalam mobil, Sasuke memerhatikan dengan saksama--Sakura yang masih terisak, dan mendekap tubuhnya sendiri. Wanita musim semi itu menundukkan kepalanya dalam-dalam; membuat anak rambutnya menutupi wajah wanita itu.
Hingga ia memutuskan untuk bertanya, "Kenapa kau bisa ada di tempat ini?"
Akan tetapi, pertanyaannya sama sekali tidak digubris oleh pengasuh bayinya itu. Membuatnya memijat ujung keningnya yang terasa penat karena mendengar suara isak tangis yang semakin keras.
Mata hitamnya bergulir ke arah kaca depan mobilnya--memerhatikan keadaan sekitar district yang sepi. Sebelum ia memutuskan untuk menyalakan mesin mobilnya, dan melajukan benda itu ke arah jalan raya.
Di sela kefokusannya dalam menyetir, setengah pikirannya melayang ke mana-mana; salah satunya pada dirinya sendiri. Ia masih belum memahami arti; mengapa ia mau repot-repot pergi dari kantornya, hanya untuk mencari keberadaan pengasuh Kei.
Mata hitamnya kembali melirik ke arah wanita berambut merah muda itu. Dan ia semakin dibuat bingung oleh dirinya yang bisa-bisanya merasakan perasaan amarah; saat melihat wanita merah muda itu dilecehkan oleh dua lelaki brandalan.
Melihat bagaimana wanita itu dipojokkan dan hampir ditelanjangi, ia merasakan amarahnya seakan mendidih. Dan ia tidak tahu apa yang menjadi penyebab itu semua. Pasalnya, ia sendiri bukanlah type orang yang suka mencampuri urusan orang lain.
Kembali menatap ke arah jalan yang ada di hadapannya, ia memutuskan untuk menghentikan mobilnya di sebuah toko pakaian--yang kebetulan ia lewati. Kemudian, ia menolehkan kepalanya ke arah Sakura berada.
"Jawab pertanyaanku sebelumnya jika mulutmu masih berfungsi."
Perkataan tajamnya barusan, tampaknya mampu membuat Sakura bereaksi. Ia bisa melihat wanita itu mengangkat wajahnya dengan pelan, lalu menatap ke arahnya dengan wajah penuh air mata.
Sakura meremas jas yang membungkus tubuh depannya dengan tangan bergetar. Rasa takut yang masih memenuhi dirinya, membuatnya tidak bisa menjawab pertanyaan Sasuke.
Namun, saat mendengar perkataan tajam yang keluar dari mulut majikannya itu, ia semakin takut. Hingga ia memutuskan untuk menjawabnya, "M-m-maafkan s-hiks-saya, T-tuan. Hiks hiks. A-aku hanya meminta hiks bantuan pada hiks pada mereka untuk hiks ... mengantarku ke r-rumah Tu-tuan. T-t-tapi ... hiks ... me-mereka-"
"Hn. Baka onna (wanita bodoh)."
Perkataannya terhenti saat Sasuke memotongnya dengan nada datar. Tatapan penuh arti yang dilayangkan majikannya itu, membuatnya kembali menundukkan kepalanya sedalam mungkin, dan kembali menangis. Di sini--majikannya itu seolah tengah menyalahkan dirinya.
Sasuke sendiri hanya menatap datar Sakura. Dari penjelasan wanita itu, ia tahu semua alurnya--tanpa mendengarkan penjelasan wanita itu secara lengkap. Lagian, jika wanita itu tidak tahu jalan, mengapa wanita itu tidak menggunakan jasa taxy?
Ah! Ia baru menyadari kalau wanita itu tidak membawa apa-apa selain tubuhnya sendiri.Seketika ingatannya kembali pada saat wanita itu datang ke rumahnya dengan penuh keringat. Yang mana hal tersebut masih menjadi tanda tanya di dalam kepalanya. Dan salah satunya--apakah wanita itu tidak memiliki uang untuk membayar alat transportasi?
Memikirkan hal itu, membuat helaan napas keluar dari celah bibirnya. Sepertinya semua asumsinya benar. Tetapi, tetap saja ia masih tidak habis pikir.
"Tunggu di sini," ucapnya, sebelum beranjak dari dalam mobilnya, lalu berjalan ke arah pintu utama toko pakaian.
Setelah melewati pintu utama toko pakaian yang menampilkan beberapa busana di etalase toko, Sasuke berjalan ke arah salah satu pelayan--yang berdiri di sisi meja kasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!
RomanceDibukukan. Fanfiction 21+ IN SAVERAL CHAPTER. Cover by Strife_Nana (dont use, crop, or tracing my art!)🚫⚠️ "Yang dia susui adalah Kei ... lalu mengapa aku yang gugup? Sial!" "Aku tidak mengerti ... kenapa aku bisa sebergairah seperti ini hanya deng...