Chp-49

3.8K 540 45
                                    

Happy Reading!
🔥






BRAK!

Sasuke masih terpaku di tempatnya, bahkan saat Sakura berlari keluar dari kamarnya, lalu membanting pintu dengan keras. Reaksi Sakura membuatnya terkejut. Ia tak mengira kalau perbuatannya berakhir seperti ini.

Mengapa Sakura terlihat sangat ketakutan, saat ia mencoba untuk menyentuh wanita itu? Bukankah saat ia memijat payudara wanita itu, kemarin, wanita itu tidak mempermasalahkan perbuatannya? Lalu, mengapa sekarang bisa seperti ini?

"Dia terlihat sangat ketakutan," bisiknya. Wajah Sakura yang penuh derai air mata, kembali terbayang di ingatannya.

Helaan napas keluar dari mulutnya. Ia memijat ujung keningnya, lalu mengelus pipinya. Tamparan Sakura tidak main-main. Tapi, ia tidak ingin mempermasalahkannya. Saat ini, yang harus ia lakukan, adalah mencari tahu masalah Sakura.

Ia beranjak dari posisinya, lalu berjalan ke arah nakas untuk mengambil smartphonenya. Ia berniat untuk menghubungi seseorang yang bisa membantu permasalahannya.

Setelah mengambil smartphonenya, tanpa pikir panjang, ia menghubungi Kakashi. Tidak membutuhkan waktu lama, Kakashi segera menerima sambungan teleponnya.

"Moshi-moshi, Tuan Sasuke," sapa Kakashi dari seberang sana.

Membuatnya segera berkata, "Hn. Kau cari semua informasi mengenai istriku."

"Nyonya Sakura? Baik, Tuan. Saya akan segera mencari tahu semuanya. Tapi, bisakah Anda memberikan sedikit informasi mengenai Nyonya Sakura? Hal itu bisa memudahkan saya untuk menggali informasi dirinya."

Sasuke menatap ke arah jendela kamarnya dengan kedua alis yang menyatu. "Yang aku tahu, Sakura berasal dari desa Totsukawa. Dia satu desa dengan Samui," katanya.

"Baik, Tuan. Informasi dari Anda sangat membantu. Saya akan mengumpulkan informasinya, mulai besok."

"Hn. Aku tunggu." Setelah mengatakan hal itu, Sasuke memutuskan sambungan teleponnya. Ia meremas smartphonenya dengan erat.

BRAK!

Suara pintu yang dibuka dengan keras, dan langkah kaki yang terburu-buru. Membuat Sasuke menolehkan kepalanya. Ia menatap Makura——sang pelaku——berjalan ke arahnya dengan raut menahan amarah.

Drap Drap Drap

GREP!

Makura meraih kedua lengan Sasuke, lalu mencengkeramnya dengan kuat. "Brengsek! Apa yang sudah kau lakukan pada Ma-Cherry?" desisnya.

Sasuke mengatupkan bibirnya dengan rapat. Ia bisa melihat amarah di kedua mata zamrud Makura. Pemuda itu masih mengenakan seragam sekolahnya. Ia tahu, mengapa Makura mendatangi kamarnya dengan raut penuh amarah itu.

"Jawab aku, sialan." Makura kembali mendesis. Ia menahan diri agar tidak melayangkan pukulan pada Sasuke.

Ingatannya kembali pada beberapa menit yang lalu. Setelah ia baru pulang sekolah, ia berjalan ke arah dapur untuk makan. Sepiring omurice yang ada di dapur, membuatnya tanpa pikir panjang memakannya.

Ia tak mau ambil pusing, di mana ia berada saat ini. Sasuke sudah mengizinkannya tinggal di sini. Jadi, ia tidak harus malu kalau ingin melakukan ini itu di rumah pria itu. Ia memiliki hak, karena sudah mengizinkan Sakura menjadi ibu susu bagi Kei.

Namun, baru beberapa suap ia memakan omuricenya, ia dikejutkan dengan sosok Sakura yang menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, lalu berlari ke arah kamar wanita itu.

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang