Chp-44

3K 476 28
                                    

Happy Reading!
🔥







"Nngggh." Sakura memegang kepalanya yang terasa pening, dan mencoba untuk membuka kedua matanya.

"Ara-ara. Kau lucu sekali."

Samar-samar, ia bisa mendengar suara seorang wanita. Aroma antiseptik yang memenuhi indra penciumannya, membuatnya segera membuka matanya——penuh keterkejutan.

Sekelebat ingatan saat ia dibekap oleh seseorang, hingga kesadarannya hilang, membuat laju detak jantungnya mulai menggila. Ia tidak tahu, siapa yang melakukan itu padanya. Apakah ia sudah diculik? Tapi, siapa yang menculiknya?

Hal pertama yang ia lihat setelah membuka mata, yaitu pemandangan ruangan serba putih. Ia baru sadar kalau saat ini, ia sedang terbaring di atas sofa. Hingga ia pun segera mendudukkan dirinya.

Dengan cemas, ia mengedarkan pandangannya ke segala arah, dan pandangannya terpaku pada seorang wanita paruh baya——tak asing di ingatannya. Ia terpaku untuk beberapa waktu. Hingga pandangan wanita paruh baya itu terarah kepadanya.

Hening.

Sakura tidak bisa mengalihkan pandangannya dari tatapan mata hitam——penuh intimidasi ke arahnya itu. Lidahnya terasa kelu, dan otaknya tidak bisa berpikir; seakan buntu untuk merangkai kata-kata, hingga ia hanya bisa terdiam mematung.

Ia masih tidak menyangka, kalau saat ini, ia sedang berada di tempat wanita paruh baya itu. Tidak ada yang bisa ia lakukan. Semua ini membuatnya takut untuk melakukan sesuatu; sekedar untuk berkata pun, ia tak sanggup.

"Berapa yang diberikan Sasuke?"

Hingga wanita paruh baya itu mengajukan pertanyaan kepadanya. Akan tetapi, ia tidak mengerti apa yang dipertanyakan wanita itu. Ia terlalu takut untuk bertanya balik, karena tatapan penuh intimidasi dari wanita itu.

"Ah. Aku lupa untuk memperkenalkan diri. Sasuke tidak mungkin membahas diriku padamu, 'kan?" kata wanita berambut hitam itu. "Biar kujelaskan ... aku Uchiha Mikoto, ibu kandung Sasuke."

"..." Sakura tetap membungkam mulutnya. Pandangan wanita musim semi itu beralih ke arah Kei yang ada di gendongan Mikoto.

Melihat Sakura tetap bungkam, Mikoto kembali berkata dengan nada sinisnya, "Aku tidak tahu apa yang sudah kau lakukan, hingga Sasuke menjadikanmu istri. Kau cukup berbakat karena bisa menggodanya."

Perkataan Mikoto, membuat Sakura menatapnya kembali. Ia terkejut karena Mikoto sudah salah dalam menilainya. "S-saya tidak menggodanya," ucapnya; mencoba membela diri.

Mikoto melayangkan tatapan tajam pada Sakura. "Berani sekali kau mengelak di depanku. Berapa yang kau dapatkan dari Sasuke? Apakah satu juta, sepuluh juta ... atau satu milyar? Aku akan memberimu dua kali lipat ... atau lebih, jika kau mau. Tapi, segera tinggalkan Sasuke."

Hati Sakura berdenyut sakit saat Mikoto berpikir bahwa ia sudah merayu Sasuke untuk mendapatkan uang. Ingatan pada saat Sasuke meminta bantuannya, hingga pada saat pria itu memintanya untuk terus berada di sisinya, membuatnya dilema.

Pada awalnya, ia memang marah karena Sasuke sudah membodohinya; hingga ia terikat tali pernikahan dengan pria itu. Akan tetapi, Sasuke memperlakukan dirinya dengan baik. Pria itu membutuhkan seseorang di sisinya; untuk membantunya keluar dari masalah yang ada.

Ia tidak bisa memungkiri; bahwa perasaannya menuntun dirinya; untuk terus berada di sisi Sasuke; memberikan semangat untuk pria itu; dan membantu pria itu agar bisa menerima Kei sebagai anaknya.

"Aku tahu identitasmu yang sebenarnya. Kau hanyalah pengasuh Kei, sebelumnya. Sasuke benar-benar membohongiku demi wanita rendahan sepertimu," ucap Mikoto dengan raut menahan amarah.

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang