Happy Reading!
🔥
Kedua mata Sasuke melirik ke arah Sakura, lalu kembali ke arah depan. Rona merah yang tertera di wajah Sakura, mau tak mau membuatnya mulai gugup. Ia tidak tahu mengapa bisa demikian. Tidak bisa menemukan jawabannya, membuatnya cukup kesal.Sakura juga melakukan hal yang sama. Wanita itu melirik ke arah Sasuke, lalu kembali ke arah Kei. Ia masih belum bisa mengambil keputusan; antara menyusui Kei, atau tidak. Keberadaan Sasuke lah yang membuatnya ragu.
Hingga hatinya sedikit tercubit saat melihat wajah merah Kei. Ia tidak bisa membiarkan Kei terus menangis seperti ini. Tidak seharusnya ia bersikap egois, di saat anak sekecil Kei membutuhkan bantuan dirinya.
Pemikiran tersebut, membuatnya mulai melepas kancing bajunya. Ia tahu kalau Sasuke bisa saja melihatnya. Akan tetapi, ia harus memendam rasa malunya demi Kei. Sasuke sendiri juga sudah pernah melihat dadanya——menjamahnya pula.
Keringat dingin mulai muncul di dahi Sasuke, padahal ia sudah menghidupkan AC. Akan tetapi, ia merasa udara di sekitarnya mulai panas, saat dari sudut matanya, ia bisa melihat Sakura mulai membuka kancing bajunya.
Sebisa mungkin ia berusaha untuk bersikap biasa, dan tetap tenang menatap pada jalanan di depannya. Namun, tak bisa ia tahan, beberapa kali ia menelan ludahnya.
"Sial! Apa yang aku pikirkan?" tanyanya dalam hati. Yang akan disusui Sakura adalah Kei, lalu mengapa ia yang harus gugup?
Sakura kembali melirik ke arah Sasuke. Tiga kancing bajunya sudah ia lepas, memerlihatkan belahan dadanya yang berbalut bra berwarna merah terang——bermotif cherry hitam.
Ia harus memastikan kalau Sasuke tidak akan melihat ke arahnya. Tidak mungkin ia menyuruh pria itu untuk tidak mengintip, karena ia sendiri berada di samping pria itu. Posisinya tidak memungkinkan untuk tidak dilihat, kecuali kalau ia menghadap ke arah pintu mobil.
Namun, tentu saja ia tidak mau melakukan itu. Orang yang ada di luar, bisa saja melihatnya. Tentu saja hal tersebut lebih memalukan. Ia tidak tahu apakah kaca mobil Sasuke tembus pandang atau tidak.
Helaan napas keluar dari celah bibirnya. Tidak ada pilihan lain selain tetap di posisinya. Ia pun mulai mengangkat salah satu cup branya ke atas, membuat ujung buah dadanya menyembul keluar.
Ia kembali menghela napas panjang. Ia ingat, terakhir kali ia mencoba untuk menyusui Kei, ia tidak bisa menahan geli yang ia rasakan, hingga membuatnya mengeluarkan suara aneh——sama seperti pada saat Sasuke meremas dadanya.
Akan tetapi, saat itu ia sedang berdua saja bersama Kei. Tidak ada siapa pun di sekitarnya. Itulah yang membuatnya tidak merasa ragu untuk menyusui Kei. Namun, saat ini berbeda. Ia harus menyusui Kei saat ada Sasuke di sisinya.
Tidak ingin membuang-buang waktu, hingga membuat Kei semakin menderita. Ia segera mendekatkan ujung buah dadanya ke mulut kecil Kei, hingga bayi kecil itu segera melahapnya——karena sangat kehausan.
Seketika itu juga, ia segera menggigit bibir bawahnya dengan kuat; menahan diri agar tidak bersuara sedikit pun. Ia tidak mau Sasuke mendengar suaranya, hingga pria itu menoleh ke arahnya.
Isapan Kei begitu kuat. Padahal ia tidak tahu, apakah asinya sudah keluar atau belum. Namun, setidaknya ia berhasil membuat Kei berhenti menangis. Di sela rasa malunya, ia mengulas senyum lembutnya, lalu mengelus pipi Kei. Kei benar-benar kehausan.
Sasuke melirik ke arah Sakura, saat Kei berhenti menangis. Namun, ia segera menyesali apa yang ia lakukan, karena ia melihat Kei sedang menyusu pada Sakura. Walaupun dari samping, ia tetap bisa melihatnya dengan jelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!
RomansaDibukukan. Fanfiction 21+ IN SAVERAL CHAPTER. Cover by Strife_Nana (dont use, crop, or tracing my art!)🚫⚠️ "Yang dia susui adalah Kei ... lalu mengapa aku yang gugup? Sial!" "Aku tidak mengerti ... kenapa aku bisa sebergairah seperti ini hanya deng...