Happy Reading!
🔥"Apa?" Sasuke mengerutkan kedua alisnya.
Membuat Iruka kembali berkata, "Nona Sakura ingin berteduh di sini, dia membawa seorang laki-laki bersamanya, Tuan Sasuke."
Mendengar perkataan terakhir yang keluar dari mulut Iruka, Sasuke semakin mengerutkan kedua alisnya. Ada perasaan tidak suka yang entah mengapa bisa singgah di dalam benaknya. Apakah karena ia mendengar pengasuh bayinya membawa seorang laki-laki untuk berteduh di rumahnya?
Pandangannya beralih ke arah jendela——di mana ia bisa melihat bayangan dua orang di sana. Kedua bayangan itu terlihat bergetar, dan dalam posisi saling merangkul.
"Apa-apaan mereka?" umpatnya dalam hati.
"Tuan Sasuke? Maaf jika saya lancang. Tapi, bukankah dengan mengijinkan Nona Sakura berteduh di sini, akan memudahkan Anda untuk mengurus Tuan Muda Kei? Hujan kali ini disertai guntur, dan saya khawatir kalau Tuan Muda Kei bangun, dan menangis," jelas Iruka.
Sasuke melirik ke arah Iruka, lalu menghembuskan napas panjang. Ia tahu betapa sulitnya mendiamkan Kei, ketika bayinya itu menangis di malam hari.
Dengan bibir terkatup rapat, ia beranjak dari posisinya, kemudian melangkah ke arah pintu utama rumahnya. Sesampainya di sana, ia melayangkan tatapan penuh intimidasi pada dua orang yang masih berdiri di depan pintu.
"T-tuan? A-apakah saya boleh berteduh di sini? Se-setidaknya sampai hujan reda."
Sasuke tidaklah tuli, ia bisa mendengar suara Sakura bergetar; menandakan bahwa wanita itu sedang menggigil kedinginan. Di kedua matanya terpantul dengan jelas, wanita itu basah kuyup.
Hingga ia menggulirkan kedua matanya ke arah pemuda yang ada di sebelah Sakura. Dahinya mengernyit heran, saat mendapati noda hitam di kerah baju pemuda itu, dan semakin bingung saat melihat pemuda itu menatap bosan ke arahnya.
"Kenapa dia menatap Makura-kun seperti itu?" Sakura menatap Sasuke dan Makura secara bergantian.
"Aku tidak menerima orang asing."
Hingga suara bernada datar yang terlontar dari mulut Sasuke, membuat wanita itu menggigit bibir bawahnya. "Seperti apa yang aku duga."
"Haaaah? Jadi, kau tega membiarkan seorang wanita hujan-hujanan sepanjang malam? Kau tidak cukup gentle sebagai seorang lelaki."
"Makura-kun!" Sakura menarik lengan Makura, ia tidak mengira kalau Makura akan berkata seperti itu di depan majikannya.
Sasuke menaikkan dagunya, lalu berkata, "Aku tidak peduli."
Makura melangkahkan kakinya, hingga jarak di antara dirinya dengan Sasuke kurang dari sejengkal. "Souka (begitu). Kalau begitu, jangan salahkan aku kalau Macherry tidak bekerja di sini lagi," ucapnya sarkastis.
"Makura-kun, sudah. Ayo kita pergi." Sakura kembali menarik lengan Makura——berniat untuk menghentikan tindakan pemuda itu, akan tetapi, usaha yang ia lakukan tidak berdampak apa-apa. "Aku bisa benar-benar kehilangan pekerjaan, kalau begini."
Sasuke melayangkan tatapan tajam ke arah Makura, berusaha untuk memberi peringatan pada pemuda itu; seperti yang selalu ia lakukan pada bawahannya. Namun, tatapan yang ia berikan sama sekali tidak membuat pemuda di hadapannya takut.
"Berapa usiamu?" tanyanya setengah berbisik tajam.
"Kau tidak perlu tahu," balas Makura sama tajamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!
RomansaDibukukan. Fanfiction 21+ IN SAVERAL CHAPTER. Cover by Strife_Nana (dont use, crop, or tracing my art!)🚫⚠️ "Yang dia susui adalah Kei ... lalu mengapa aku yang gugup? Sial!" "Aku tidak mengerti ... kenapa aku bisa sebergairah seperti ini hanya deng...