Chp-7

7.5K 647 13
                                    

Happy Reading!
🔥








Cuit Cuit Cuit

Suara cicitan burung yang saling sahut menyahut pada pagi hari, menciptakan sebuah irama alam yang terdengar menenangkan. Apalagi saat sinar keemasan dari sang surya, turut membantu beberapa bunga bermekaran. Panorama itu terlihat tenang dan indah secara bersamaan, lantaran polusi pada pagi hari belum terlalu banyak.

Namun, tampaknya ketenangan itu tidak dapat dinikmati oleh wanita berambut merah muda--yang tengah berlari menyusuri trotoar. Peluh yang menghiasi dahi wanita itu, menandakan seberapa jauh wanita itu sudah berlari.

"Aku pasti akan dimarahi hosh hosh ... jika saja Makura-kun hosh hosh tidak berulah ... hosh hosh seharusnya aku sudah berada di rumah Tuan Sasuke," racaunya, di tengah deru napasnya yang menggila. Wanita itu semakin mempercepat larinya, saat melihat persimpangan jalan yang sepi.

Akan tetapi, wanita itu tidak menyadari bahwa di balik persimpangan itu; ada seseorang yang sedang berjalan dengan arah yang berlawanan. Hingga saat jarak di antara keduanya semakin dekat, tabrakan itu tidak dapat dihindari.


BRUGH


"Akh!"

"Ah! G-gomennasai kudasai (tolong maafkan aku). Watazo janai desu (aku tidak sengaja)," ucap Sakura seraya membungkukkan tubuhnya sembilan puluh derajat.

Wanita itu mengulurkan tangannya--berniat membantu orang yang ia tabrak. Akan tetapi, tangannya di tepis dengan keras, membuatnya menengadahkan kepalanya dan menatap ke arah orang yang masih terduduk di atas tanah.

"Apa kau tidak punya mata? Kau pikir ini jalan nenek moyangmu, hah?" cecar orang itu--yang ternyata adalah seorang wanita berambut hitam panjang.

"G-gomennasai, Ojou-san (Nona). Aku sedang terburu-buru." Sakura menyatukan kedua tangannya di depan dada, dan ia sangat yakin bahwa urusan ini tidak akan berakhir dengan mudah.

"Kau pikir dengan meminta maaf akan mengakhiri segalanya. Aku tidak mem-"

"Sekali lagi saya minta maaf, Ojou-san. Saya benar-benar sedang terburu-buru. Permisi," sela Sakura, sebelum membungkukkan tubuhnya sekali lagi, dan kembali berlari. Meninggalkan wanita yang terkejut dengan apa yang ia lakukan.

"HEI! AKU BELUM SELESAI BICARA! AKU AKAN MEMBUAT PERHITUNGAN DENGANMU, JALANG SIALAN!" teriak wanita itu.


Ctak


Membuat perempatan siku tercetak dengan indah di sudut dahi Sakura. Tapi, wanita musim semi itu tidak menghiraukannya, dan tetap berlari menyusuri jalan.

"Penampilan dan etika wanita itu ... sangat jauh berbeda," batinnya tidak percaya dengan apa yang ia dapati.

Setelah membutuhkan waktu setengah jam untuk berlari, wanita itu akhirnya sampai di depan rumah megah majikannya dengan deru napas yang terputus-putus.

"Hosh hosh hosh ... kakiku seakan mau patah," desahnya, seraya mengusap peluh yang membasahi dahinya.

Ia menyesal karena tidak bisa menaiki sepeda--yang memang tersedia di rumah yang ia sewa, di saat ia tidak memiliki banyak uang untuk membayar angkutan umum, mengingat ia harus berhemat dan memprioritaskan Makura.

"Nona! Kenapa anda baru datang? Tuan Muda Kei tidak berhenti menangis sejak tadi."

Suara yang mengalun dari balik gerbang, membuat Sakura menegakkan tubuhnya dan menyunggingkan senyum kaku. "M-maafkan saya."

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang