Chp-51

3.7K 522 37
                                    

Happy Reading!
🔥






Pagi harinya, pukul 5.35 AM.

"Ennnhh." Suara erangan itu terdengar, sebelum pemiliknya mulai menggeliatkan tubuhnya dengan pelan.

Pemilik helaian merah muda itu mulai mengerjapkan kedua matanya, dengan dahi berkerut, karena merasa kesulitan untuk membuka mata. Membutuhkan waktu beberapa detik, hingga kedua netra zamrud itu terbuka.

Pemandangan langit-langit kamar yang pertama kali menyapa indra penglihatannya, membuatnya kembali memejamkan kedua matanya. Embusan napas hangat yang menerpa sisi wajahnya, dan beban yang melingkari perutnya, begitu terasa nyaman.

Hingga tak lama kemudian, kedua matanya kembali terbuka, dan sedikit membulat saat merasakan ada hal yang janggal. Matanya melirik ke arah napas hangat itu berembus, dan napasnya tercekat saat helaian rambut hitam, yang membingkai wajah tampan Sasuke terpantul di netranya.

Pria itu terlihat damai dalam tidurnya. Deru napasnya yang teratur, membuatnya berpikir; ia masih berada di alam mimpi. Bagaimana bisa ada sosok Sasuke tidur di sampingnya?

Ia kembali menatap langit-langit kamar, lalu memejamkan kedua matanya——berharap ia segera bangun dari mimpinya. Tapi, semakin ia memejamkan matanya, semakin terasa sulit bagi dirinya untuk bangun dari mimpi.

Hingga ia menyadari, bahwa ia tidak sedang bermimpi. Kedua matanya terbuka, lalu menoleh ke arah Sasuke kembali. Ia masih bisa merasakan hangatnya deru napas pria itu.

"Kenapa ada Sasuke-kun di sini?" tanyanya dalam hati.

Posisinya berada di pelukan pria itu, bagai sebuah guling yang tidak bisa bergerak dengan leluasa. Ia bahkan tidak bisa bernapas dengan baik. Detak jantungnya mulai berdebar keras, dan wajahnya mulai memanas.

Tidak pernah terpikirkan dalam benaknya, bahwa ia akan tidur di satu ranjang yang sama dengan Sasuke. Rasanya cukup memalukan, dan ia mulai menebak-nebak di dalam hati.

Sejak kapan Sasuke mendatangi kamarnya? Apakah tadi malam? Lalu, mengapa pria itu tidur di sampingnya? Mengapa ia tidak ingat sama sekali?

Itulah pertanyaan yang berkeliaran di dalam kepalanya. Namun, tidak ada satu pun jawaban yang ia temukan dari pertanyaan-pertanyaannya itu. Yang ia ingat, hanyalah saat ia menangis karena ia merasa bersalah pada Sasuke.

Ia sudah menampar pria itu, dan pergi meninggalkannya, setelah pria itu ingin meminta haknya sebagai suami. Sebenarnya, tidak ada yang salah jika Sasuke meminta haknya. Namun, kilasan masa lalu kelamnya yang membuatnya melakukan itu.

Semua ini terlalu tiba-tiba bagi dirinya. Apalagi Sasuke sedikit memaksanya. Pria itu bahkan belum menjelaskan, mengapa dia melakukan semua itu padanya.

Ia memang sudah menjadi istri pria itu, akan tetapi, semua itu terjadi karena bukan kehendaknya. Ia belum mempersiapkan diri, dan Sasuke sendiri berkata, akan membuatnya jatuh cinta terlebih dahulu.

Semua ini terlalu rumit untuk ia jalani. Pada awalnya, ia hanya diminta untuk menjadi ibu susu bagi bayi Sasuke, tapi, malah berakhir menjadi istri pria itu, dan semua itu juga masih sebatas di atas kertas. Hanya rekan bisnis pria itu yang mengetahui pernikahan mereka.

Pandangannya berubah menjadi sendu, wajah Sasuke saat sedang tertidur, begitu polos di matanya. Pria itu seakan tidak memiliki banyak beban, walau kenyataannya berbanding terbalik.

Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain, lalu menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya kembali bergetar saat ingatan masa lalu yang ingin ia kubur dalam-dalam, kembali muncul ke permukaan. Dan ia bisa merasakan belitan lengan Sasuke semakin mengerat.

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang