Happy Reading!
🔥
"Bantu aku, ya, Sakura."
Sakura merasa dilema, suara Sasuke yang tiba-tiba mengalun lembut, menggetarkan hatinya. Ia tidak bisa merangkai kata-kata untuk mencecar majikannya itu——untuk perbuatan tidak tahu malunya.
Sasuke tidak mengalihkan pandangannya dari Sakura sedetik pun. Di dalam hatinya, ia terus berharap agar pengasuh bayinya itu mau membantu dirinya. Ia tahu kalau apa yang ia lakukan sangatlah lancang; menggunakan kepolosan Sakura untuk menjadi istrinya secara paksa.
Namun, ia tidak bisa mencari wanita lain selain Sakura. Entah mengapa, saat ia mulai membuat rencana, wajah cantik wanita itu yang selalu muncul di pikirannya. Hal itulah yang membuatnya melakuan hal yang nekat seperti ini.
"Anggap saja ini sebagai misi dariku. Hanya kita berdua yang tahu rahasia ini."
Sakura mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sasuke menganggap dirinya apa? Mengapa pria itu dengan enteng menyamakan sebuah pernikahan sama dengan misi?
"Tuan menganggap saya sebagai sebuah benda," bisiknya pilu.
Sasuke tercengang mendengar perkataan Sakura. Ia sama sekali tidak menganggap wanita itu sebagai sebuah benda. "Mengapa wanita ini berpikir seperti itu?" batinnya.
Sedetik kemudian, ia kembali tercengang. Sakura tidaklah sama dengan wanita-wanita yang sudah ia temui sebelumnya, wanita musim semi itu terlihat jauh berbeda, entah karena apa.
"Kalau begitu ... kita buat perjanjian."
Mata zamrud Sakura kembali menatap Sasuke, jarak di antara dirinya dengan pria itu yang begitu dekat, membuatnya bisa mencium aroma maskulin yang menenangkan pikirannya.
"Maksud Anda?"
Sasuke mendekatkan wajahnya hingga keningnya bersentuhan dengan kening Sakura. "Jika aku tidak berhasil membuatmu jatuh cinta padaku dalam satu bulan, aku akan melepaskanmu dari misi ini."
"Apa?" Sakura terkejut. "T-tapi—"
"Masalah Makura, aku yang akan menanganinya," sela Sasuke.
Perasaan dilema itu semakin besar. Sekarang Sakura tahu kalau Sasuke bukanlah tipe orang yang suka mengalah, pria itu akan melakukan segala macam cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Hingga sebuah hal yang terlintas di kepalanya, membuat wanita musim semi itu mengalihkan pandangannya ke arah lain kembali. "A-apakah Tuan tahu ... Makura-kun—"
"Hn. Aku tahu." Sasuke menjauhkan wajahnya, lalu meraih tangan mungil Sakura. "Sekarang, tanda tangani semua berkas ini," ucapnya, seraya memberikan berkas-berkas pernikahan pada Sakura.
"Eh?" Sakura kembali menatap Sasuke. "Saya bahkan belum menyetujui—"
"Kau tidak menolak sama sekali. Bukankah ini memberikan keuntungan bagimu? Aku bisa memberikan apa pun yang kau butuhkan, dan aku akan menjamin masa depan Makura."
"Masa depan Makura-kun?" Sakura menyatukan kedua tangannya di depan dada. Prioritas utama dalam hidupnya adalah Makura, ia ingin membuat masa depan yang cerah untuk Makura.
"Hn."
"Apa saya bisa memegang janji Anda?"
"Hn. Tentu saja."
Sakura menggigit bibir bawahnya, lalu menarik napas dalam-dalam. "Baiklah."
Seulas senyum terukir di bibir Sasuke. Beban yang selama ini menumpuk di bahunya, secara berlahan mulai terangkat. "Kenapa aku bisa selega ini?" tanyanya dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!
RomanceDibukukan. Fanfiction 21+ IN SAVERAL CHAPTER. Cover by Strife_Nana (dont use, crop, or tracing my art!)🚫⚠️ "Yang dia susui adalah Kei ... lalu mengapa aku yang gugup? Sial!" "Aku tidak mengerti ... kenapa aku bisa sebergairah seperti ini hanya deng...