Chp-16

6.3K 624 62
                                    

Happy Reading!
🔥













Sasuke mengerutkan kedua alisnya--penuh dengan pertanyaan yang berkeliaran di dalam kepalanya--saat melihat area luar rumahnya dari jendela kamarnya; yang terletak di lantai dua. Di kedua mata hitamnya, memantul dua orang sejoli yang berdiri di depan gerbang rumahnya.

Dua orang yang memiliki warna rambut hitam dan merah muda itu, tampak saling melempar senyum satu sama lain; seolah sedang memberi tahu pada orang lain, bahwa mereka memiliki hubungan yang sangat dekat. Dan hal tersebut menimbulkan rasa tak suka dalam dirinya.

Ia masih belum memahami apa yang sedang ia rasakan, bahkan ia juga tidak menyadari perihal kedua tangannya yang terkepal erat. Apalagi saat melihat kedua orang di depan gerbang itu saling mengelus pipi, ia merasakan suhu tubuhnya semakin tinggi.

Hingga saat kedua orang berbeda gender itu berpisah, ia segera membalikkan tubuhnya, dan berjalan dengan cepat ke arah pintu kamarnya--berniat untuk keluar, dan berjalan ke arah anak tangga.

Kedua alisnya semakin menyatu, saat kedua telinganya dapat mendengar suara pekikan dari arah bawah tangga, membuatnya mengurungkan niatnya untuk menuruni anak tangga. Dan dari posisinya berdiri, ia bisa melihat dua orang wanita berambut pirang dan merah muda, saling bertegur sapa.

Dari gelagat mereka, membuatnya berpikir bahwa hubungan mereka dapat dikatakan cukup dekat. Dan ia sempat tertegun untuk beberapa saat; kala melihat seulas senyum manis tersungging di bibir si wanita berambut merah muda.

Ia tidak bisa mendengar percakapan antara kedua wanita itu--Samui dan Sakura--karena jarak. Namun, dari ekspresi yang ditampakkan kedua wanita itu, tidak menunjukkan adanya obrolan yang serius.

Tidak ingin terus berdiri di ujung anak tangga lebih lama lagi, ia memutuskan untuk menuruni satu per satu undakan anak tangga. Dan hal tersebut membuatnya bisa mencuri dengar percakapan antara Samui dan Sakura.

"Ngomong-ngomong, Sakura. Apa Makura tampanmu itu bisa menyesuaikan diri di sini?" tanya Samui, membuatnya semakin merasa penasaran dengan seseorang yang bernama Makura itu.

Pandangannya beralih ke arah Sakura, dan ia bisa melihat pengasuh bayinya itu menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga seraya mengulas senyum lembut.

"Tentu saja, Samui. Dia bukan pemilih," jawab wanita berambut merah muda itu. Membuatnya semakin merasa marah dengan tidak jelasnya.

"Yokatta (syukurlah). Aku sangat yakin kalau kalian akan-"

"Aku tidak meng-gaji kalian untuk mengobrol," potongnya dengan nada datar. Dan ia bisa melihat Samui dan Sakura tersentak kaget, dan menatap ke arahnya.

Samui dan Sakura dengan serentak menghadap ke arah Sasuke. Dari raut wajah yang ditampilkan majikan mereka itu, membuat mereka menelan ludah dengan gugup.

"M-maafkan kami, Tuan Sasuke," ucap Samui, seraya membungkuk rendah.

Sakura juga melakukan hal yang sama. Akan tetapi, wanita musim semi itu tidak mengeluarkan suaranya sedikit pun. Entah mengapa saat melihat sosok Sasuke, timbul perasaan tidak enak di dalam hatinya.

"Pergilah!" perintah Sasuke, seraya melayangkan tatapan intens ke arah Sakura.

"Baik, Tuan," ucap Samui, seraya melangkah mundur--tanpa menegakkan tubuhnya. Diikuti oleh Sakura.

"Siapa yang menyuruhmu pergi, Haruno Sakura?"

Sakura menghentikan langkahnya begitu nama lengkapnya keluar dari bibir Sasuke. Apa yang membuat pria itu mencegahnya untuk pergi? Apa karena persoalan semalam?

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang