Chp-23

5.8K 624 40
                                    

Happy Reading!
🔥









Puk

Tubuh Sakura menegang seketika, kala bahunya ditepuk oleh seseorang. Dengan jantung yang berdebar, wanita itu mencoba untuk menolehkan kepalanya ke belakang. Sosok Samui yang terpantul jelas di kedua matanya, membuatnya menghembuskan napas lega.

"Aku pikir Iruka-Ji," batinnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Samui dengan bingung.

Senyum kaku terukir di bibir Sakura, wanita itu meraih lengan Samui, lalu menyeretnya ke arah dapur. "Haha t-tidak ada yang aku lakukan, Samui."

Samui menaikkan sebelah alisnya, ia tahu kalau Sakura sedang berbohong kepadanya. Namun, ia tidak bisa memaksa sahabatnya itu untuk berterus terang.

Sesampainya di dapur, Sakura meraih gelas yang ada di dalam rak, mengisinya dengan air, lalu menenggaknya dengan terburu-buru.

"Apa kau baru saja melihat hantu?"

Pertanyaan yang diajukan oleh Samui, membuat Sakura hampir saja tersedak. Wanita itu segera mengelap bibirnya yang basah, lalu menatap Samui dengan cemas. "T-tentu saja tidak."

"Lalu?" Samui meletakkan bungkusan yang ia bawa ke atas meja dapur, lalu menuang segelas air putih.

"A-aku hanya—"

"Oh iya! Hidangan apa yang kau sajikan untuk Tuan Sasuke?" sela Samui.

Sakura mengalihkan pandangannya ke arah lain, lalu memainkan kedua ibu jarinya. Apakah ia harus memberi tahu Samui, tentang apa yang dirinya lihat. Akan tetapi, sepertinya tidak perlu.

"Y-yakisoba."

"Apa!" Samui membelalakkan kedua matanya, ia meletakkan gelas yang ia pegang, lalu meraih kedua bahu mungil Sakura. "Bukankah aku sudah bilang ... Tuan Sasuke hanya memakan makanan Eropa."

"Aku tidak bisa memasak makanan Eropa, Samui. Bahan makanan yang kau tinggalkan ... membuatku memasak makanan itu," kata Sakura.

Helaan napas panjang keluar dari mulut Samui. "Lalu, bagaimana reaksi Tuan Sasuke? Dia tidak memarahimu, 'kan?"

"Iie (tidak)." Sakura menggelengkan kepalanya dengan pelan, kedua matanya menatap sendu ke arah lantai. "Pria itu malah terlihat sedih dan terpuruk," lanjutnya dalam hati.

"Yokatta (syukurlah)." Samui melepaskan bahu Sakura, lalu meraih bungkusan yang sebelumnya ia letakkan di atas meja. "Kalau begitu, aku pergi dulu. Aku ingin mengantarkan pesanan ini untuk Tuan Sasuke."

"Umm." Sakura mengikuti pergerakan Samui——keluar dari dapur. Kemudian menatap ke arah jendela. Begitu banyak pertanyaan yang berkeliaran di dalam kepalanya.

Hingga ia tersadar bahwa jam kerjanya sudah hampir habis. "Lebih baik aku bersiap untuk pulang."

***

Sasuke keluar dari ruang makan dengan raut wajah datarnya, pria itu menatap Samui; yang berdiri di sisi pintu ruang makan; dengan membawa sebuah bungkusan.

"Hn?"

Samui tersentak saat mengetahui Sasuke berdiri tak jauh dari posisinya. Dengan sopan, wanita itu membungkukkan tubuhnya, lalu berkata, "Saya sudah mengambil pesanan Anda, Tuan Sasuke."

Melihat Samui menyodorkan bungkusan ke arahnya, Sasuke melangkah mendekat, lalu menerima bungkusan berwarna putih tersebut. "Di mana pengasuh Kei?"

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang