Chp-29

4K 552 58
                                    

Happy Reading!
🔥








"Sebenarnya ... pekerjaan apa yang ingin Tuan Sasuke berikan?"

Sakura terus membatin mengenai hal yang saat ini ia alami. Gaun mahal yang ia pakai, membuatnya merasa gelisah——bagaimana jika ia tidak sadar merusak gaunnya? Karena tidak mungkin Sasuke benar-benar membelikan dirinya gaun.

"Apakah aku harus mempromosikan gaun ini?" pikir wanita berusia 28 tahun itu.

Kedua mata zamrudnya melirik ke arah Sasuke, dan raut serius yang tertera di wajah majikannya itu, membuatnya terpesona untuk waktu yang lama. Hingga kedua mata hitam pria itu berserobok dengan matanya.

"Doushita (ada apa)?" tanya Sasuke dengan nada datar.

Sakura tersentak, dan menundukkan kepalanya dengan wajah merona merah. Tertangkap basah sedang menatap sang majikan, membuatnya merasa malu.

"A-anoo. Pe-pekerjaan apa yang ingin Tuan berikan pada saya?" tanyanya balik.

Sasuke menatap lurus ke arah jalan. "Kau akan tahu nanti."

Setelah mendapatkan jawaban yang semakin membuat Sakura merasa penasaran, wanita itu mengembungkan pipinya tanpa sadar. "Tidak bisakah dia menjawab pertanyaanku dengan benar?"

Seulas senyum tipis terukir di bibir Sasuke, saat tak sengaja memergoki raut wajah Sakura. "Semuanya harus berjalan lancar," batinnya.

Tak lama kemudian, pria itu menghentikan laju mobilnya, lalu menatap ke arah Sakura. "Turun."

"Haik." Sakura menganggukkan kepalanya, kemudian turun dari mobil. Sebuah gedung tinggi yang berada di sisi kanan mobil, membuatnya mulai bertanya-tanya.

Hingga pada saat Sasuke turun dari mobil, ia menghampiri pria itu. "Mengapa kita kemari, Tuan?"

Sasuke melirik ke arah Sakura, "Kau hanya perlu mengikuti apa yang aku perintahkan," katanya, tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan wanita itu.

Hal tersebut membuat Sakura merasa kesal bukan main. Majikannya itu selalu saja memaksakan kehendaknya, tanpa memedulikan pendapat orang lain terlebih dahulu.

"Ikuti aku," ucap Sasuke, kemudian melangkah ke arah pintu masuk gedung.

Sakura menuruti perintah Sasuke, hingga setelah ia memasuki gedung, kedua mata zamrudnya membulat saat mendapati slogan penyambutan di dalam gedung.

"Untuk apa Tuan Sasuke membawaku ke kantor catatan sipil?" tanyanya dalam hati.

Sesampainya di depan resepsionis, Sasuke memberikan sebuah map. "Apa semuanya sudah siap?" tanyanya.

Seorang wanita muda——sang resepsionis——segera mengambil beberapa berkas yang sebelumnya sudah ia siapkan. "Kami sudah mengurus semuanya, Tuan. Anda hanya perlu mengambil gambar."

"Hn." Sasuke meraih tangan mungil Sakura, lalu berjalan ke sebuah ruangan yang ada di samping tangga.

Sakura hanya terdiam, banyak sekali pertanyaan yang berkeliaran di dalam kepalanya. Akan tetapi, ia tidak mau bertanya pada Sasuke.

Setelah memasuki ruangan, ia mengerutkan kedua alisnya dengan bingung. Walaupun ia berasal dari desa, dan pengetahuan yang ia miliki tidaklah banyak, ia tahu ruangan apa yang baru saja ia dan Sasuke masuki.

"Silakan duduk di sana, Tuan."

Seorang pria paruh baya menyita perhatiannya, membuatnya tidak menyadari bahwa Sasuke sudah mendudukan dirinya di atas kursi.

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang