Chp-10

8.1K 651 29
                                    

Happy Reading!
🔥












Hanya memerlukan waktu beberapa menit, untuk Sasuke sampai di tempat yang dituju. Dengan tanpa banyak berkata lagi, pria itu memarkirkan mobilnya di tempat yang tersedia, lalu mematikan mesinnya. Kemudian pandangannya beralih ke arah Sakura.

"Turun!" perintahnya dengan nada datar, seraya menekan tombol untuk membuka pintu mobilnya.

Sakura menganggukkan kepalanya, dan menatap ke arah pintu mobil--yang terbuka perlahan. Setelah pintu mobil terbuka dengan sepenuhnya, wanita itu segera keluar. "Seumur-umur ... baru kali ini aku dapat menaiki mobil semewah ini," batinnya, masih merasa takjub.

Sasuke juga keluar dari mobilnya, dan melangkah ke arah Sakura--setelah memastikan mobilnya sudah ia kunci. Mata hitamnya saling berserobok dengan hijau zambrud pengasuh bayinya itu, dan ia kembali merasakan getaran di dasar perutnya.

"Ke-kenapa Tuan mem-membawaku kemari? Apakah T-tuan merasa tidak enak badan?" tanya Sakura, begitu Sasuke berdiri di depan tubuhnya.

"Hn." Sasuke hanya bergumam. --menatap intens wajah Sakura yang tampak resah.

"K-kenapa dia menatapku seperti itu? A-apakah ada yang salah dengan wajahku?" tanya Sakura dalam hati. Ia merasa bingung dengan sikap majikannya itu.

Mengalihkan pandangannya ke arah lain, Sasuke berkata, "Ikut aku." Lalu pria itu membalikkan tubuhnya dan melangkahkan kakinya.

Hal tersebut membuat Sakura menghela napas pasrah, lalu mengikuti langkah kaki Sasuke. Ia tidak memiliki pilihan lain selain menuruti perintah majikannya itu. Pandangannya beralih dari punggung tegap pria itu--ke arah gedung tinggi--yang di atas gedung tersebut terdapat logo khas--Tokyo Hospital.

"Kenapa dia membawaku kemari? Kalau dia ingin memeriksa dirinya sendiri ... seharusnya tidak perlu mengajakku, 'kan?" batinnya dengan bingung.

Memasuki lobi rumah sakit tersebut, kedua sejoli itu berjalan menyusuri koridor. Dalam keheningan, tidak memerlukan waktu lama untuk mereka menghentikan langkahnya--di depan pintu--yang terdapat papan nama di atasnya.

"Dokter Tsunade?" Sakura memiringkan kepalanya saat membaca papan nama--yang terdapat di atas pintu, lalu pandangan wanita itu beralih ke arah punggung tegap Sasuke, dan ia melihat pria itu tengah mengetuk pintu di depannya.



TOK TOK TOK



"Masuk!"

Sahutan suara dari dalam ruangan itu, membuat majikannya itu membuka pintunya, lalu beringsut masuk. Dan mau tak mau ia juga melangkah masuk. Ia tidak mau mendapatkan tatapan penuh intimidasi dari pria Uchiha itu lagi; karena sudah mengabaikan perintahnya.

Di dalam ruangan, ia dapat melihat seorang wanita berambut pirang--duduk di meja kerjanya. Papan nama yang terdapat di atas meja, menarik perhatiannya; untuk membacanya dengan teliti.

"Dokter Senju Tsunade?"

"Akhirnya kau datang juga," ucap wanita itu.

"Hn. Aku tidak ingin berbasa-basi lagi. Lakukan apa yang seharusnya kau lakukan," sahut Sasuke, setelah mendudukkan dirinya di sofa.

Perilaku pria itu tak ayal membuat Sakura mengerutkan dahinya. "Tidak sopan sekali. Apa dia tidak tahu caranya berlaku sopan pada orang lain?"

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang