Chp-19

5.5K 613 23
                                    

Happy Reading!
🔥














Gluk

Keringat dingin mulai mengalir melewati pelipis Sasuke, bersamaan saat pria itu menelan ludahnya dengan susah payah. Pemandangan yang ada di dalam kamar Kei, membuatnya terdiam untuk waktu yang lama.

Terpantul jelas di kedua mata hitamnya; pengasuh bayinya itu sedang berada di atas ranjang Kei. Baju yang dikenakan wanita merah muda itu merosot——memperlihatkan bahunya yang putih mulus di tengah temaramnya ruangan.

"Apa yang dia lakukan?" batinnya bertanya-tanya.

Pasalnya, posisi Sakura yang membelakangi pintu kamar, membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas; apa yang tengah dilakukan waniya itu.

Namun, dari posisi wanita itu, dan bahu yang terekspos jelas itu, ia mulai menebak-nebaknya sendiri. Hingga satu pemikiran terlintas di dalam kepalanya.

"Dia ... sedang menyusui Kei?" tanyanya dalam hati.

Sedangkan di posisi Sakura, terlihat wanita itu sedang berupaya untuk mendekatkan bibir kecil Kei ke ujung payudaranya sendiri. Wajah wanita itu memerah sempurna, saat ujung payudaranya bergesekan dengan bibir kecil Kei yang lembut.

"Kenapa jantungku berdebar seperti ini?" gumamnya dengan bingung.

Sakura mulai mengingat, sudah berjam-jam lamanya ia mencoba untuk memasukkan ujung payudaranya ke dalam mulut Kei; karena hal itu adalah salah satu prosedur yang dapat meningkatkan hormon prolaktin——yang dapat membantu keluarnya asi.

Meskipun, ia sendiri belum mengonsumsi obat dan vitamin untuk merangsang hormon prolaktin tersebut, akan tetapi, ia ingin membiasakan diri terlebih dahulu, supaya saat payudaranya berhasil mengeluarkan asi, ia tidak akan risih.

Namun, bulu kuduknya meremang secara terus menerus, kala ia ujung payudaranya bersentuhan dengan bibir kecil Kei. Itulah mengapa sudah berjam-jam dirinya duduk di atas ranjang——dengan Kei di dalam gendongannya.

"Ennnhh," erangannya kembali keluar, saat ia kembali mendekatkan ujung payudaranya ke bibir Kei.

Kedua mata zamrudnya memperhatikan dengan saksama——bagaimana cara Kei menatap ujung payudaranya. Dari cara bayi itu menatap, ia tahu kalau bayi itu ingin merasakan asi——yang seharusnya didapat dari ibu kandungnya sendiri.

Mengingat ibu kandung Kei, seketika Sakura mulai merenung. Wanita itu mulai berpikir, bagaimana menderitanya Kei saat tidak ada yang memedulikannya, selain para pelayan yang bekerja di rumah Uchiha ini.

Apalagi, saat mengingat cerita dari ketiga wanita——Temari, Ino, dan Hinata——yang entah mengapa datang menemuinya, dan menceritakan kisah hidup Kei padanya. Hatinya seakan tertohok, hingga embun air mata mulai berkumpul di pelupuk matanya.

Ia tak bisa menahan diri untuk tidak peduli pada Kei, mengingat masa lalunya sendiri juga tidak bisa dianggap mudah. Itulah mengapa ia membulatkan tekad; untuk menerima perintah dari Sasuke; untuk menjadi ibu susu Kei.

"Kita coba sekali lagi, ya, Kei-kun," ucapnya dengan lembut, seraya mendekatkan bibir Kei ke ujung payudaranya sendiri. "Ennnh."

Semua itu tak luput dari pandangan pria——yang masih membeku di depan pintu kamar Kei. Pria itu bisa melihat bahu mungil Sakura yang menegang, lalu bergetar kecil, dari kejauhan. Bahkan, erangan wanita itu, juga bisa dirinya dengar.

Hingga beberapa saat kemudian, ia memutuskan untuk menutup pintu kamar Kei dengan pelan. Lalu, ia melenggang ke arah ruang makan.

Sesampainya di ruang makan, ia dapat melihat Samui sedang menata makanan di atas meja makan. Membuatnya melangkah mendekati pelayan berambut pirang tersebut.

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang