Chp-22

5.7K 659 42
                                    

Happy Reading!
🔥









Sakura terdiam sejenak, kalimat yang baru saja keluar dari mulut Sasuke, membuatnya diam seribu bahasa. Ia tak menyangka, kalau majikannya itu bisa melontarkan kalimat yang merujuk pada pelecehan.

"Hn, bagaimana?" Sasuke menyunggingkan seringainya, melihat Sakura terdiam tanpa perlawanan sama sekali, mulai membuatnya berpikir.

Dengan embun air mata yang mulai berkumpul di pelupuk mata Sakura, wanita itu memejamkan kedua matanya, lalu mencoba untuk mencari kalimat yang sesuai——menjawab pertanyaan Sasuke.

Namun, hal tersebut malah disalahartikan oleh pria berambut raven tersebut. Sikap yang ditunjukkan oleh pengasuh bayinya itu, semakin membakar gairahnya, membuatnya mulai merendahkan kepalanya.

"Saya tidak tahu kalau orang yang paling dihormati seantero Tokyo, memiliki sikap rendahan seperti ini."

Akan tetapi, deretan kalimat yang baru saja terlontar dari bibir mungil Sakura, menghentikan niatnya. Ia memperhatikan bagaimana wanita musim semi itu membuka matanya, lalu menatap ke arahnya dengan raut menghina.

Sakura mengabaikan perasaan takut yang memenuhi benaknya, ia tahu kalau posisinya berada di ujung tanduk. Akan tetapi, ia tidak ingin kehormatannya diinjak-injak——meski pria di atas tubuhnya itu adalah seorang Uchiha Sasuke.

"Jika Anda ingin melakukan pelecehan terhadap saya, maka lakukanlah," ucapnya dengan tanpa keraguan.

Sasuke menatap lekat-lekat kedua mata zamrud Sakura. Ia tidak menyangka kalau wanita itu bisa menatapnya sedemikian rupa, walaupun ada setitik liquid bening di ujung mata wanita itu.

Helaan napas panjang keluar dari celah bibirnya, lalu ia menjauhkan dirinya dari pengasuh bayinya itu, kemudian mendudukkan dirinya di tepi ranjang. "Keluar."

Sakura segera beranjak dari posisi berbaringnya, lalu turun dari atas ranjang, kemudian berlari ke arah pintu keluar.

Sesampainya di sana, ia meraih knop pintunya, lalu membukanya. "Asal Anda tahu, Tuan Sasuke. Saya memang hanya seorang pengasuh anak Anda, dan Anda berhak memberikan perintah apa pun kepada saya. Tapi—"

Sasuke menolehkan kepalanya ke arah Sakura berada. Entah ia yang salah lihat atau apa, ia bisa melihat bahu mungil wanita merah muda itu bergetar.

"—saya bukanlah wanita yang merelakan segala cara demi mendapatkan uang," lanjut wanita musim semi itu, sebelum beranjak pergi.

Meninggalkan Sasuke terdiam di tempatnya berada. Kedua mata hitam pria itu masih terpaku pada pintu kamarnya sendiri, seolah ada sesuatu yang menakjubkan di sana.

"Heh!"

Hingga tak lama kemudian, kekehan keluar begitu saja dari celah bibirnya. "Dari sekian banyak wanita ... dia cukup menarik," batinnya.

Dengan tanpa banyak membuang waktu lagi, Sasuke beranjak dari posisinya, lalu berjalan ke arah kamar mandinya berada. Seulas senyum yang tersungging di bibirnya, menunjukkan bahwa pria itu sedang memikirkan sesuatu yang cukup menyenangkan.

***

Dengan senyum manis yang terukir di bibirnya, Sakura meletakkan tubuh mungil Kei di atas ranjang. Semburat merah yang berasal dari jendela, membuatnya sadar bahwa pekerjaannya akan segera usai beberapa jam lagi.

Wanita itu mendudukkan dirinya pada tepi ranjang, lalu mengelus pipi ranum Kei dengan lembut. Bayi tampan itu terlihat lucu ketika tertidur pulas.

"Ba-san janji ... Kei-kun akan segera merasakan asi," bisiknya.

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang