Chp-32

3.5K 496 35
                                    

Happy Reading!
🔥





Sakura berusaha untuk menyunggingkan senyumannya. Siapa wanita paruh baya di depannya itu? Dia terlihat sangat pucat, dan begitu kurus. Jika dilihat dari usia wanita itu, tidak mungkin wanita itu mantan istri Sasuke.

Namun, melihat adanya sedikit kemiripan antara wanita itu dengan Sasuke, membuatnya berpikir; mungkin saja mereka berdua memiliki hubungan keluarga.

Ia meremas ujung jas Sasuke saat mata wanita itu beralih menatapnya dengan tatapan menilai. Apakah ada yang salah dengannya? Mengapa wanita itu menatapnya tanpa berkedip, dan jika ia tidak salah lihat, ada sedikit tatapan tidak suka dari wanita itu.

"Aku seperti maling yang ketahuan sudah mencuri sesuatu," batinnya. Ia segera menundukkan kepalanya.

Sasuke yang menyadari arah pandang Mikoto, menggeser tubuhnya di depan Sakura. "Karena aku sudah menikah. Kau tidak perlu mengirim data-data tidak penting itu lagi," ucapnya.

Mikoto kembali menatap ke arah Sasuke. "Kenapa kau tidak memberi tahu Kaa-san lebih dulu?"

Sakura tersentak saat mendengar perkataan wanita berambut hitam itu. Jadi, saat ini ia sedang berhadapan dengan ibu Sasuke?

"Ini masalah pribadiku. Tidak perlu ikut campur," kata Sasuke dengan raut dingin.

Bibir Mikoto bergetar. Wanita itu meremas selimut dengan erat. "Aku ibumu. Bagaimana bisa kau berkata seperti itu."

Sasuke mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan rahang mengeras. Sebisa mungkin ia menahan diri untuk tidak bersikap kurang ajar pada Mikoto saat ada Sakura di sisinya.

"Dari keluarga mana dia berasal? Bagaimana dengan pendidikan, dan pekerjaannya? Apa kau sudah mengetahui asal-usulnya dengan jelas?" tanya Mikoto.

Kedua tangan Sasuke mengepal erat. Sampai saat ini pun, Mikoto selalu mementingkan latar belakang orang lain. Mengapa wanita itu tidak mengambil pelajaran, satu tahun ini?

Sakura menatap punggung Sasuke. Ia bingung dengan interaksi antara anak dan ibu di hadapannya itu. Tampaknya, mereka tidak memiliki hubungan yang baik. Tapi, mengapa itu bisa terjadi?

"Kau tenang saja. Sakura berasal dari keluarga terpandang, dan sederajat denganku," ucap Sasuke dengan wajah datarnya.

"Sekarang, aku tahu kenapa dia menyuruhku untuk tidak berbicara," batin Sakura setelah mendengar kebohongan Sasuke perihal latar belakangnya.

Mikoto terlihat menghela napas panjang, lalu berkata, "Aku tahu kau sedang berbohong, Sasuke-kun. Sampai kapan pun kau tidak akan bisa membohongi Kaa-san."

Sasuke membuka bibirnya untuk membalas perkataan Mikoto. Akan tetapi, getaran yang berasal dari smartphone yang ada di saku celananya, membuatnya mengurungkan niatnya.

Dengan dahi sedikit berkerut, ia mengambil smartphonenya. Nama Iruka yang tertera di layar smartphonenya, membuatnya segera menerima panggilan pelayan setianya itu.

"Hn?"

"Tuan. Maaf karena sudah mengganggu. Saya hanya ingin menanyakan keberadaan Nona Sakura? Apakah dia masih bersama Anda? Saat ini, Tuan Muda Kei sedang menangis, dan tidak bisa diam, Tuan," jelas Iruka dari seberang sana.

Suara tangisan Kei bisa ia dengar lewat sambungan telepon. "Kami akan segera kembali."

Sesaat kemudian, ia bisa mendengar suara lain selain suara Iruka, terdengar sedang merebut paksa ponsel pelayannya itu. Tampaknya, itu adalah ulah Makura.

(DIBUKUKAN) My Rival is My Son?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang