11. Perasaan Sesungguhnya

513 70 14
                                    

Sakusa berdiri dan memeluk Hikari sehingga lelaki itu membuat tubuh kecilnya tenggelam dengan sempurna didalam rengkuhannya saat ini.

Salah satu tangan berada di punggung atas, dan satu tangan lagi berada di area pinggang belakangnya.

Hal ini membuat ucapan gadis kecil itu terputus dan bisa dibilang dia bungkam bukan main dengan keadaan yang terjadi saat ini antara dirinya dan juga Sakusa.

Kenapa?

Mereka cuma berdua doang, woi!

Berdua!

Tapi tenang, seorang Sakusa Kiyoomi itu tau diri biarpun keadaannya bisa dibilang yah, demikian sih.

Jangan macam-macam kalian wahai para pembaca dengan otak-otak super duber lucknut nan kampret, atau saya kutuk kalian jadi kodok kopyor!

Dan satu lagi.

Jangan buat saia bikin dan ngetik chapter yang isinya soal edisi super sialan ya, jangan!

Ya tuhan, kalau ada diantara mereka berani nyuruh saya begini, udah, kutuk aja semoga kecebur got ato jamban sapi, gapapa, daku ikhlas!

Biar busuk sekalian.

Ahem.

Oke, back to topic.

Maafkan ke bar-bar an Author nya, jadi wajar OC nya jadi ikutan nyungsrek nggak jelas sampe pen bat rasanya digeplak.

Lelaki itu meringis pelan karena lukanya yang berdenyut akibat gerakan mendadak, Hikari yang mendengar itu pun langsung menggeser sedikit wajahnya yang kini sedang bertopang dagu di pundak Sakusa karena lelaki itu membungkukkan badan ketika bergerak memeluknya.

Tidak membalas balik pelukan lelaki itu karena takut akan dimarah kalau dia bertindak serampangan kayak kelakuan minusnya jika bersama The Four Idioms di timnya.

Siapa lagi kalau bukan Tanaka, Nishinoya, Kageyama dan Hinata.

"Sa— Sakusa-san, kau tidak apa-apa?"

Lelaki itu diam, menandakan jawaban iya walaupun Hikari tau dia sedang menahan sakit.

"Duduk lagi ya?"

Gelengan halus terasa di sisi kiri kepala Hikari saat ini, menandakan dia belum ingin duduk.

Hikari diam, membiarkan kondisi saat ini tetap pada posisinya sampai akhirnya Sakusa melonggar dan bergerak sejenak, mensejajarkan mukanya dengan wajah manis Hikari sehingga jarak wajah keduanya kini tergolong dekat tanpa melepaskan maskernya.

Sakusa menatap dalam kedua manik mata Hikari yang ditatap balik dengan tenang oleh si pemilik manik abu-abu berlian yang ada dihadapannya ini.

Gadis itu tau.

Sakusa sedang berusaha mempercayainya seorang sesuai perkataan Komori kemarin padanya ketika sepupu dari Sakusa itu mengantarnya pulang kerumah.

Dia tersenyum.

"Jangan pernah ragukan aku atau kau akan menyesal jika sekali saja kau begitu denganku, Sakusa-san."

"Aku tau."

Kedua mata Hikari melebar dan bercahaya.

"Kau milikku mulai sekarang. Dan aku akan berusaha mempercayaimu." tegas Sakusa kemudian, kembali memperjelas ucapannya tadi.

"Dan juga, ucapanmu ku balikkan padamu. Jangan pernah ragukan aku juga. Dan untuk awal-awal, kau akan kesulitan melakukan penyesuaian jika kau tak terbiasa dengan segera, Udai Hikari."

My Half [Sakusa Kiyoomi x Udai Hikari] [✔]Where stories live. Discover now