45. Perasaan Hikari

336 50 9
                                    

Mendengar jawaban yang blak-blakan itu, Hikari memutar sedikit kedua bola matanya dengan jengah yang teramat sangat, dongkol pake banget. Nggak salah memang Sakusa ngadu ke dia kemarin bareng Hitoka pas anak-anak Karasuno datang kunjungan buat ngeliat Mamoru.

Ditambah praduganya atas si jablay yang ada di sampingnya ini memang benar, tidak salah lagi kalau perasaannya akan di awasi dari luar rumah itu memang berasal dari Aki atau orang suruhannya untuk memastikan keadaan rumahnya dikala tengah malam, karena kalau di jam pagi sampai sore wanita yang ada disampingnya ini bisa mengawasi rumahnya secara langsung disaat tertentu, ya contohnya kayak sekarang.

Berhari-hari ditungguin dengan siap siaga ternyata nongol beneran kan didepan mata?

Memang feeling Hikari dari awal bermasalah sama ini orang sampe dia udah punya anak ternyata dia nggak berubah sedikitpun.

Bayangin.

Udah tiga tahun lewat masih aja macam orang gila kekurangan kasih sayang.

Padahal udah jelas-jelas banget waktu itu di tolak Sakusa.

"Mau tanya apa? Heran aku, kau udah pernah di drop out dari Akademi sama antek-antekmu sejak kejadian waktu itu, ngapain juga masih mau ngusik hidup orang? Udah tiga tahun loh." tanya Hikari dengan intonasi yang mulai menampakkan ketidaksukaannya atas keberadaan Aki.

Aki mengernyitkan dahinya ringan.

"Apa maksudmu?" tanyanya sok polos.

"Gak usah sok polos, jalang. Kau kenapa nggak tanya aja ke Kiyoomi-san langsung sih? Kan kalian sama-sama tinggal di Kanto dan kau juga pasti tau kan dia kuliah dimana, aku tau seberapa stalkernya kau itu jadi kan kau nggak susah mau ngekorin dia kemana-mana apalagi kalian tinggal disatu area. Kenapa pula kau harus jauh-jauh datangin aku yang tinggal di area Miyagi lalu bertanya ke aku? Sampe nyari rumahku pula dari biodataku yang tertera di Google sejak aku meresmikan pekerjaan sampinganku jadi pekerjaan publik. Kau udah pernah bully aku dulu bahkan sejak detik pertama aku tak pernah mengganggumu sekecil apapun itu bentuknya. Kau kurang kerjaan?" tanya Hikari mulai sarkas.

Aki mulai menatap Hikari kesal, dan bisa dibilang mereka sama-sama kesal saat ini apalagi Aki terlihat jelas sekali dia sangat tidak suka dikatai jalang oleh gadis yang ada disampingnya saat ini.

"Laki-laki yang ku sukai itu tidak pernah meresponku sebucin apapun aku ke dia sampai detik ini biarpun udah tiga tahun lewat, bahkan dia sering sekali mempermalukanku didepan orang banyak. Bahkan tiap kali aku bertanya tentang hubungan kalian, dia tak pernah mau menjawab sepatah katapun, makanya aku kemari lalu bertanya padamu, pelacur sialan." sahutnya tak kalah sarkas.

Hikari memicingkan mata sebelum akhirnya dia tersenyum smirk setelah mendengar aduan Aki perihal suaminya itu.

Bagus, Sayang. Bagus banget kamu bikin dia malu, serius. Untung bukan aku yang turun tangan buat bikin dia malu habis-habisan. Batin Hikari girang pake banget.

"Kan udah jelas dari masih SMA dia gak suka pake banget ama kau, bahkan kau sampai ngaku-ngaku tunangannya padahal jelas sekali statusnya aku pacarnya waktu itu. Lagian ya, urusan Kiyoomi-san ya itu urusan dia, urusanku ya urusanku. Aku tidak akan menjawab apapun jika kau mulai memaksaku. Kalau mau tanya sana ke dia, mending kau balik deh ke Kanto sekarang dan jangan merusak moodku." sergah Hikari tegas.

"Aku bahkan belum bertanya apapun!" bantah Aki balik.

"Lalu apa? Kalau kau berkata dia sering sekali mempermalukanmu didepan orang banyak, apa itu artinya kalian saat ini satu kampus?" tanya Hikari skak.

My Half [Sakusa Kiyoomi x Udai Hikari] [✔]Where stories live. Discover now