34. Karasuno's Alumni Chit Chat

390 56 1
                                    

"Haaah, tak ku sangka ternyata usianya sudah cukup lumayan juga. Emang sih masih datar, tapi aku jadi cemas sendiri takut dosen-dosen yang lain gak bisa di ajak kompromi biarpun beberapa udah setuju kalau aku bakal kuliah online. Mana gak mampus kalo ada yang nggak setuju?"

Keluhan Hikari saat ini disambut dengan kekehan oleh Yachi.

Kebetulan saat ini keduanya tengah nongkrong cantik disalah satu kafe didekat kampus area Miyagi dan jadwal kuliah terakhir keduanya untuk hari ini baru saja selesai dua setengah jam yang lalu.

Keduanya pulang cepat karena di mata kuliah terakhir, dosen dari masing-masing kelas mereka ada kesibukan lain jadi kuliah terakhir untuk hari ini di tiadakan.

Itulah kenapa mereka sempat ke rumah sakit terdekat untuk memeriksa keadaan Hikari sebelum akhirnya mereka nongki cantik.

Pandangan keduanya kini teralih ke arah beberapa lembar hasil cetakan USG yang merupakan janin yang tengah dikandung Hikari diatas meja saat ini.

Yachi tersenyum.

"Sudah masuk awal minggu ke enam ya, sepertinya dua bulan lagi sudah mulai kuliah online itu keputusan yang tepat, Hikari-chan. Karena kalau sudah masuk empat bulan terus masih kuliah tatap muka, takutnya kau kebingungan mengurus hal-hal penting dikampus dalam keadaan perut yang mulai buncit biarpun masih belum terlalu kelihatan kalau kau pakai kaos-kaosan longgar seperti biasanya. Dan kalau titip berkas-berkas penting, kau bisa menitipkannya padaku dan aku akan membantu untuk mengantarkannya jadi kau tak perlu repot-repot ke kampus."

Mendengar itu, gadis tomboy bersurai hitam itu jadi kaget sendiri.

"Kita itu beda jurusan, Hitoka. Ngapain kau jadi repot-repot segala? Aku tinggal kirim via email, gak susah." sergahnya.

"Kalau dosen minta berkas hard copy, kau mau apa? Ke kampus dalam keadaan perut udah mulai gede? Mau ketahuan sama semua orang terus sama publik kalau kau lagi hamil? Teman-teman sekelasmu saat ini belum tentu bisa dipercaya, takut ada yang muka dua. Kau jadi kena fitnah, aku gak mau ya."

Protesan itu membuat Hikari bungkam sejenak, lalu gadis itu menghela nafas.

"Aku tau, setidaknya aku bisa kirim berkas ke rumahnya langsung karena aku memang gak mungkin berkeliaran sembarangan dalam keadaan sedang badan dua begini kecuali ke tempat-tempat penting yang tidak jadi pusat perhatian." balas Hikari yang kini kembali menyeruput minumannya.

"Gak boleh."

Mendengar itu, Hikari menyipitkan mata dan menatap sahabat masa sekolahnya ini dengan tatapan sebal.

"Kok jadi protektif?" tanyanya pada Yachi dengan bete.

"Wajarlah, yang lain kalau jadi aku pasti juga ngelakuin hal yang sama, terutama Pelatih." balas sang manajer.

Yah, karena kebiasaan dari jaman sekolah selalu dijulukin begitu, jadi jangan aneh ya pemirsa, mhehehe.

Mendengar itu, Hikari jadi super pasrah sembari menaruh bagian tubuh atasnya ke atas meja setelah kedua tangannya memungut semua foto USG kehamilannya.

Kedua manik mata abu-abu gelap berlian menatap sayang ke arah foto-foto tersebut.

"Hitoka." panggilnya.

"Hn?"

"Aku masih gak percaya kalau aku bakal jadi ibu sekitar 8 bulan lagi."

Yachi terbahak ringan.

"Tapi aku penasaran." balasnya, membuat Hikari kembali menatap ke arahnya setelah kembali duduk dengan benar.

"Soal?"

My Half [Sakusa Kiyoomi x Udai Hikari] [✔]Where stories live. Discover now