41. Tebak-tebakan

331 55 3
                                    

Semuanya kemudian masuk lalu mencuci tangan mereka sejenak karena tau kalau suami dari gadis kecil mereka itu makin menggila aja kelakuan kebersihannya sejak anak mereka lahir, mereka tau juga karena Hikari yang memberi tahu.

Hikari sebenarnya tidak enak demikian, tapi mereka memakluminya apalagi Mamoru juga baru lahir, jadi wajar saja kalau suaminya protektif banget apalagi tidak mau anak mereka sakit.

Mereka kemudian masuk ke ruang kumpul dan duduk di sofa dikala Hikari menyuruh mereka duduk dulu sembari berjalan mendekati Sakusa saat ini dan menggendong Mamoru setelah menaruh semua bingkisan yang di bawa di atas meja makan saat ini dimana dia meminta tolong Sakusa untuk mengurusnya dan tentu saja lelaki itu mengangguk, semuanya kini menatap terpanah bayi kecil yang ada di dalam gendongan gadis mereka itu ketika Sakusa sedang membereskan semuanya sembari menyiapkan minuman serta makanan yang akan di suguhkan.

"LUCU BANGET!" heboh mereka setelah mengelilingi keduanya.

Hikari tertawa.

"Senang bisa bertemu kalian lagi setelah dia lahir seminggu yang lalu. Perkenalkan, Sakusa Mamoru." ucap Hikari kemudian, memperkenalkan putranya kepada keenamnya.

"Ya ampun ... Aku jadi mau nangis, tidak ku sangka aku udah jadi Paman dari anakmu, Hikari. Hueeee ..." rengek Suga bahagia.

Sumpah.

Sebagai mama tim pada masanya, dia jadi bahagia banget. Yang lain juga begitu tentunya, bukan Suga seorang.

"Mirip Hikari-chan, dan tanda lahir dikeningnya mirip sama Sakusa-san." ujar Yachi.

"Benar, kan? Ku kira cuma aku seorang yang berpikir jika anak mereka mirip banget sama Udai kecuali tanda lahir dikeningnya, soalnya rambutnya juga lurus kayak Udai sih." sambung Daichi.

Hikari terbahak.

"Aku jadi penasaran dia besarnya mirip siapa, mirip aku atau Omi-kun gitu. Soalnya karena baru lahir, terkadang wajahnya mirip aku, kadang-kadang mirip Omi-kun. Emang ya, bayi baru lahir itu mukanya masih suka berubah. Kadang ambil muka emaknya, kadang ambil muka bapaknya, heran." ujarnya sembari menghela nafas ringan dan tersenyum simpul.

Mendengar itu, semuanya terbahak.

"Kau jadi merasa mengurus adik sendiri ya, Ojou-chan. Mengingat umurmu sendiri masih 17 tahun ditambah kau sendiri memang awet muda. Kau masih kelihatan seperti pertama kali kami bertemu denganmu dulu, tidak ada yang berubah sama sekali, mana makin cantik. Jujur saja, bukan aku sendiri yang berkata dan berpikiran demikian." ujar Pelatih Ukai.

"Eh? Masa? Perasaan muka ku udah beda ketimbang dulu. Dan yah ... Bener sih, ngerasa kayak ngasuh adek sendiri padahal anak kandungku. Cuma kan Kakak ku umurnya juga udah 24, masa baru dapet adek lagi? Malu kali dia punya adek nanti malah seumuran sama anaknya kalo dia nikah." celetuk gadis itu.

"Memangnya kakakmu belum mau nikah?" tanya Suga.

Hikari menggeleng.

"Lagi stres pake banget dia ama kerjaannya. Kesian, boro-boro mikir cinta-cintaan ama jodoh, lagi ama satu kerjaan sekarang aja dia udah senewen, minta bantuan mulu sama aku gak pernah berubah. Padahal aku sibuk ama kuliahku, terus konten, ngurus anak, dia nya yah ... Gitu lah. Kasian aku sama malaikat cupid, bingung mau kasih dia jodoh kapan." ledeknya.

Membuat semuanya kembali tertawa.

"Oh ya, bagaimana kalau kita main tebak-tebakan dari sekarang?" tanya Takeda-sensei dikala Hikari baru saja mengoper Mamoru kepada Suga.

Karena jiwa-jiwa emak nya itu mendadak muncul buat gendong bayi, apa lagi ini anak dari juniornya sendiri, jadi dia kepengen belajar ngasuh lagi mengingat adeknya sendiri udah gede sekarang.

My Half [Sakusa Kiyoomi x Udai Hikari] [✔]Where stories live. Discover now