23. Emosi

434 71 11
                                    

"Kalian!"

Ucapan Sakusa yang penuh dengan tekanan serta aura gelap bukan main itu membuat semua orang yang ada disana terkejut, termasuk Hikari yang kini berada didalam pelukannya dalam keadaan mulai lemas karena dia membiarkan dirinya terluka tanpa penjagaan berarti.

Biarpun dia masih bisa menahan hawa sadarnya.

Sebenarnya luka-luka ini tak masalah, hanya saja Hikari membiarkan mereka terus melakukan penyiksaan berulang kali dikala kepalanya berdengung dan pening, ditambah luka sobek di pelipis yang membuat darahnya juga mengalir tak berhenti.

Bahkan luka di sudut bibirnya pun kini mulai membiru dikala darah yang mengalir dari sana mulai mengering walau hanya sedikit, tapi tetap saja lukanya masih terbuka.

Sakusa langsung mengambil sapu tangan yang disodorkan oleh Komori padanya dan menahan darah yang masih mengucur dari luka yang diderita Hikari, Komori juga langsung menjaga Hikari dari arah berlawanan dan memegang kedua pundaknya.

Para guru yang melihat kejadian itu lewat kamera pengawas pun juga berdatangan kesana.

"Tu— Mi-kun! Aku—"

"Kau apakan kekasihku?"

Hening sesaat, sampai akhirnya gadis bersurai cokelat yang menyiksa Hikari sejak tadi kembali angkat bicara.

"Eh? Maksudnya ap—"

"Ku tanya sekali lagi, kau apakan kekasihku?"

Gadis itu kicep, masih tetap pada pendiriannya.

"Kekasihmu? Dia? Kita ini sudah bertunangan, Mi-kun! Lagi pula kenapa dia yang kau bela, kenapa bukan aku yang tunanganmu?!"

"Karena kau itu orang paling menjijikkan yang pernah kutemui selama aku hidup. Dan kita tak punya hubungan apa-apa sejak awal, kau juga bukan tunangan ku. Jadi jangan mimpi. Lalu gadis ini ..."

Sakusa menunjuk Hikari dengan pergerakan matanya.

"Dia adalah tanggung jawab besarku yang sudah pasti kupertaruhkan nyawaku sepenuh nya untuk menjaganya. Kau menyakitinya, sama saja kau cari masalah denganku dan juga Motoya, jalang!"

Gadis itu terdiam, sedangkan Hikari berusaha menahan kesadarannya agar tetap ada saat ini, mengingat sudah sebanyak tidak darah yang mengucur sejak tadi akibat luka robek yang dideritanya.

Tangannya bergerak pelan, membuat Sakusa menoleh dan terkejut ketika menyadari wajah Hikari yang sudah pucat bukan main.

Tanpa aba-aba lagi, Sakusa pun menggendong istri kecilnya dengan posisi bridal setelah mengoper tas yang dibawa oleh Hikari kepada Komori, dia juga masih menyempatkan diri melepas dan memakaikan almamaternya di tubuh bagian depan Hikari tepat sesaat sebelum dia menggendong tubuh kecil dan ringan itu, kemudian melangkah menuju UKS karena disana juga ada stok cairan infus dan kantong darah.

Sebelum menjauh, Sakusa menatap nyalang ke kerumunan yang masih berdiam ditempatnya saat ini.

"Urus mereka setelah ini, Motoya. Dan kalian berhutang penjelasan padaku." ujar Sakusa sinis bukan main.

"Aku tau, kau jagalah Hikari selama di UKS." jawab Komori, Sakusa mengangguk lalu bergegas ke UKS agar Hikari langsung diberikan pengobatan dengan segera di akademi ini sebelum terlambat.

My Half [Sakusa Kiyoomi x Udai Hikari] [✔]Where stories live. Discover now