22. Masalah

414 74 23
                                    

Sejak jadian sampai menikah setelah hampir sebulan lamanya Sakusa dan Hikari berpacaran waktu itu, Hikari maupun Sakusa tetap saling memberikan pengertian satu sama lain tanpa ada hambatan sama sekali.

Bahkan Hikari juga termasuk sering memenuhi beberapa panggilan dari pihak dewan guru dari tiap sekolah yang membutuhkan bantuannya untuk memecahkan suatu masalah perihal pelajaran, dan sudah pasti gadis itu di bayar walau tidak banyak.

Tapi lumayan untuk menambah uang saku dan tabungannya sedikit demi sedikit selain pekerjaannya. Pundi-pundi yen selalu masuk ke dalam akun banknya secara perlahan namun isi atm nya makin menumpuk.

Kini dia sedang berada di Akademi Itachiyama karena memenuhi panggilan pihak guru disana lagi menjelang Turnamen Nasional Musim Semi.

Mungkin dari bulan Desember kemarin ketemu awal Januari ini sudah tiga atau empat kali dia kesana. Sekalinya dipanggil bisa dua hari berturut-turut, membuatnya harus izin dari sekolah.

Dan untungnya para guru mengerti perihal itu karena dia memang sangat bagus di bidang akademik selain prestasi non akademiknya didalam pervolian.

Itulah kenapa Hikari selalu dapat izin dari sekolah dengan mudahnya karena dia itu benar-benar pengecualian besar yang membawa nama SMA Karasuno.

Selain prestasi di akademik, kehebatannya dalam voli juga benar-benar diakui oleh dunia pervolian, dan tak lupa suaranya yang bagus dalam dunia tarik suara.

Gitu-gitu Hikari itu juga punya bakat seni yang terpendam sejak kecil, hanya saja dia baru kesampaian buat menuangkannya ketika SMP kemarin itu.

"Nih, pesanan."

Komori membawa pesanan bakso milik
Hikari bersama dengan Sakusa yang membawa bagian minuman setelah ketiganya memesan makanan tadi, gadis itu saat ini tengah mencoret-coret buku catatan serta buku cetak milik Sakusa dengan catatan detail disana.

Di buku cetak halaman sekian Hikari memberi tanda, maka di buku catatan dia menuliskan keterangan serta penjelasan lebih agar keduanya bisa belajar dari catatan yang ia tulis.

"Makasih banyak, maaf ya jadi ngerepotin kalian. Tiap kali datang kesini buat diskusi sama guru banyak aku malah kena traktir melulu. Bukannya aku yang nraktir kalian padahal udah kerja aku nya." sahutnya sembari tersenyum setelah menoleh.

Tanpa melepaskan pena yang masih dipegang dengan tangan kecilnya dengan buku tulis yang ia gunakan untuk menulis catatan buat disalin oleh keduanya.

Selain mencoret-coret buku catatan serta buku cetak sang suami, Hikari juga mencatat semua catatan di buku tulis yang ia bawa dari rumah tentunya dengan isi catatan yang sama.

Pergerakan tangan Hikari itu cepat, jadi mau nulis di dua buku sekaligus juga dia tak masalah. Tapi lebih dominan ke buku utama dulu, jadi untuk dibuku selanjutnya tinggal menyalin saja.

Komori dan Sakusa duduk dikedua sisi Hikari agar tak ada yang mendekati gadis itu, Sakusa sebenarnya tak ingin duduk di ujung, hanya saja mengingat ia juga tak ingin sang istri diganggu oleh teman-teman satu sekolahnya karena banyak sekali yang menjadi fans dari gadis nya itu.

Mau tak mau dia harus protektif atau suatu hal yang buruk akan terjadi, membuat sang istri risih misalnya.

Ya biarpun sebenarnya Hikari bisa mengatasinya seorang diri sih. Dia juga tak risih anaknya karena sudah terbiasa jadi pusat perhatian sejak masih babak penyisihan kemarin.

My Half [Sakusa Kiyoomi x Udai Hikari] [✔]Where stories live. Discover now