44. It's Really Her

245 45 3
                                    

Jarum jam yang terus berbunyi di tiap detiknya membuat Hikari hanya bisa menatap cemas biarpun selama tiga hari berturut-turut sebelumnya keadaan masih baik-baik saja. Dan selama itu juga dia tidak memberikan informasi apapun kepada Daichi, Suga, dan juga keluarganya karena memang tidak terjadi apapun sampai tadi malam.

Anak buah yang sudah ditugaskan Daichi untuk berjaga-jaga juga sudah memberikan informasi kepada sang senior bahwa keadaan rumah aman terkendali sejauh ini.

Hari ini sudah masuk hari ke empat, Hikari menatap sayang ke arah Mamoru yang kini tengah terlelap di boks bayinya dikala dia baru saja selesai menyusu dari Hikari langsung mengingat mereka hanya berdua saja saat ini karena Suga dan Daichi sudah berangkat pagi tadi.

Jadi dia tak perlu repot-repot memanaskan stok susu yang ada di dalam kulkas dimana isi kulkas khusus ASI putranya itu sudah jadi persediaan jikalau mereka terbangun tengah malam karena rengekan si kecil yang sudah mewarnai hidupnya ini.

"Haaah ..." keluhnya pelan.

Dia menatap keluar jendela sejenak dari atas kasur dikala langit mulai sedikit mendung disaat jam baru saja menunjukkan pukul 11 siang, ketika dia merasa bosan dan baru saja ingin mengambil ponselnya di atas nakas yang ada di samping meja belajar, bel rumah berbunyi.

Hal itu sontak membuat rasa siaga Hikari kontan meningkat drastis, dia dengan segera langsung menghubungi Daichi-san agar meminta temannya yang mengawasi mereka untuk berjaga-jaga dengan segera setelah tamu asing yang dia terima ini masuk ke dalam rumah.

Karena jika itu orang-orang yang dikenal Hikari yang tau soal dia berdua saja dengan Mamoru dirumah atau memang orang-orang terdekatnya ingin sekedar main tanpa tau siapa Mamoru, mereka minimal mengirim surel lebih dulu dari salah satu di antara total orang yang ingin berkunjung ke rumah.

Menanyakan keberadaannya apakah dia sedang sibuk plus sedang di luar rumah, ataukah sebaliknya. Yaitu sedang bermalas-malasan ria sembari memainkan ponselnya.

Jika dia sedang dirumah plus malas-malasan, yang lain pasti datang buat sekedar berkunjung alias main bareng, begitupun sebaliknya. Kalo dia sibuk dan gak dirumah, ya tentu saja mereka nggak akan mau ngerepotin gadis ini tentunya.

Minimal memberi kabar jika ingin ke rumah dan menanyakan keberadaan nya ada dimana, dirumah atau tidak.

Namun ini tidak ada seorangpun yang menghubunginya sama sekali karena Hikari masih menyempatkan diri untuk mengecek isi surel serta grup chat whatsApp nya sebelum dia memutuskan untuk segera turun ke lantai bawah.

Perasaan ku mulai nggak enak, sumpah demi apapun perasaanku mulai nggak enak, terancam sama kayak lebih ke emosi gitu gak tau kenapa. Batinnya.

Dia juga langsung mengabari Suga, Komori, Sakusa, Yachi, Pelatih Ukai dan juga Takeda-sensei melalui grup chat khusus agar mereka bisa ke rumah dikala senggang saat ini jika mereka tidak sibuk.

Takeda-sensei dan Pelatih Ukai lah orang pertama yang langsung mengiyakan untuk datang ke rumah lebih dulu, dimana mereka akan berkunjung dalam waktu sekitar 15 menit lagi karena mereka masih ada sedikit urusan yang harus mereka selesaikan.

Jadi selama itu juga Hikari harus bertahan dan meninggalkan Mamoru seorang diri di kamar agar tak ada yang tau bahwa di rumah ini sedang ada bayi baru lahir sekarang.

Ketika dia sudah mengantongi ponselnya ke saku celana dan ketika tangannya baru saja menyentuh kenop pintu kamar, dia masih menyempatkan diri untuk menoleh ke arah boks bayi yang berisikan Mamoru di sana.

Kalo Ma-chan nangis, aku harus cepat-cepat menggendongnya. Tapi kalau di tinggal sendiri disini rasanya ...

My Half [Sakusa Kiyoomi x Udai Hikari] [✔]Where stories live. Discover now