24. Her Identity

420 56 2
                                    

"Sebelum aku menjelaskan, aku mau tanya. Apa yang ada dipikiran kalian ketika melihatnya berinteraksi denganku dengan mudahnya tiap kali dia kemari? Jawab dengan jujur. Teturama kau, karena kau yang memulai semuanya dan kau adalah pemimpin dari antek-antek sialanmu ini, Aki."

Gadis bersurai cokelat gelap lurus yang merupakan leader dari tim bully yang bernama Aki itu terdiam, mulai ciut dan membisu seketika.

Hikari mengintip dari balik punggung jangkung dan bidang milik Sakusa, dia bisa melihat wajah gadis itu yang mulai memucat saat ini.

Mampus, senjata makan tuan. Batin Hikari.

"Jawab, kau tidak bisu, kan?" tegas Sakusa lagi.

"Habisnya, aku susah-susah mendekatimu sejak awal! Aku berusaha memahami semua tentangmu! Aku tau kau tak suka disentuh bahkan dekat sama siapa saja yang tak kau kenal atau sekedar teman biasa saja! Aku berusaha memahami semua tentangmu selama ini tapi apa?! Dia dengan mudahnya berinteraksi denganmu! Jalang ini me—"

"Apa katamu?"

Semuanya sedikit kaget ketika Komori memotong ucapan Aki, Sakusa menahan amarahnya sekeras mungkin ketika mendengar ucapan Aki yang mengatakan Hikari adalah 'jalang'.

Menggenggam erat tangan kirinya yang berada disaku jaket sampai setiap tiap buku dari jari tangannya memutih, agar tangan kanannya tidak menyakiti tangan Hikari yang sedang ia genggam diam-diam.

Dia bukan orang yang seperti itu, bajingan. Dia istriku! Dia anak baik-baik dan kau sok tau akan dirinya padahal kau tidak tau apa-apa! Batin Sakusa.

"Mulutmu itu terbuat dari apa sih sebenarnya? Perempuan kan? Kasar sekali." sambung Komori.

"Dan itu alasan utama kenapa aku tak menyukaimu sejak awal. Selain mulutmu yang demikian, hati dan ragamu busuk sama seperti tindakan yang kau lakukan pada gadis ini. Dia lebih berwibawa dengan apa adanya dia daripada menjadi orang munafik seperti dirimu. Aku justru membencimu." sahut Sakusa setelah menarik nafas.

"Memang nya dia siapa sih?! Kenapa anak-anak satu sekolah jadi menatap sinis dengan kami?! Apa lebihnya dia coba?! Tidak ada manis-manisnya, kerap kali mengenakan seragam anak lelaki padahal anak perempuan setiap datang kemari, tidak ada sisi feminimnya, tak suka dandan, potong rambut kek rambut anak cowok lagi, makan didekatmu suka tak tau malu! Kelebihan dia juga apa selain main voli?! Memangnya dia sehebat itu main voli?! Aku yakin dia anak yang payah, anak yang bodoh! Dan—"

"Cukup."

Ucapan Hikari membuat Aki menatapnya kaget karena intonasi suara gadis itu mendadak memberat, semuanya yang ada disana juga sama terkejutnya.

Hikari melepas genggaman Sakusa, dia melangkah ke samping Sakusa dan menatap intens Aki, sampai akhirnya tatapannya kini menggelap dan mengintimidasi Aki yang langsung gemetaran seketika, begitupun dengan anak-anak yang lain.

"Aku menahan diri mulai dari di perpustakaan tadi ketika kau dan yang lain menghadangku. Aku masih tau tata kerama dan sopan santun, makanya aku tidak terlalu menampikmu sejak kau dan antek-antekmu ini mulai mengawasiku dari dua sisi dengan tatapan kalian ketika masih di kantin. Tiga dan empat orang. Kau kira aku tidak sadar? Aku itu tipikal anak yang mudah peka bahkan dengan hal samar sekalipun, baik di tempat sepi ataupun didepan keramaian sekalipun. Dan satu lagi, kau kira aku tidak tau kau itu seorang gadis pembuat konten dengan hasil menjiplak bahan-bahan dari orang lain? Misalnya, kau melihat salah satu konten kreator yang menarik perhatianmu, lalu kau membuatnya tak lama si pembuat konten mengupload hal yang sama tapi kau malah lebih tenar. Orang-orang tak ada yang menyadari hal itu, tapi aku dengan mudahnya tau." jelas Hikari.

My Half [Sakusa Kiyoomi x Udai Hikari] [✔]Where stories live. Discover now